Mohon tunggu...
Lulu Rahayu
Lulu Rahayu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen PIAUD Universitas Pembangunan Panca Budi Medan

I do what i love and I love what i do

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Pedasnya Sensasi Rasa "Oseng-oseng Mercon" Kuliner Khas Yogya

2 Desember 2019   06:59 Diperbarui: 2 Desember 2019   06:55 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Berkunjung ke Yogyakarta, selain eksplorasi destinasi wisata kecenya tidak lengkap jika tidak mencoba berbagai macam kuliner khas yang memanjakan lidah. Mulai dari gudeg, sambal krecek, sate usus, wedang ronde, ayam goreng ibu Suharti, sate taichan, bakso balungan dan pecel dengan lebih 10 jenis sayur didalamnya serta banyak lagi lainnya.

Tetapi ada satu kuliner yang sangat menggelitik lidah untuk segera dicicipi yaitu "Oseng-oseng Mercon". Ketika membaca nama olahan kuliner ini seketika langsung menelan air liur sebagai indikasi awal bahwa kuliner ini wajib harus dicoba. Dan aku bertanya kepada driver yang membawa rombongan kami ketika jalan-jalan keliling Jogya.

Sejenis makanan apa oseng-oseng mercon itu, lalu ia menjawab "wahh itu makanan pedas banget" dengan logat Jawanya yang kental. Oseng-oseng mercon merupakan olahan makanan yang terdiri dari kikil dan tetelan yang ditumis dengan cabai dalam jumlah banyak.

Semakin penasaran bagaimana rasa kuliner ini, akhirnya aku minta rekomendasi dimana oseng-oseng mercon yang enak. Lalu Driver yang ku sapa dengan bu Eli mengajak ke salah satu angkringan yang menjual oseng-oseng mercon ini. Benar saja begitu sampai kami melihat kede (istilah Medan) sudah ramai dengan pengunjung dan parkir sepeda motor maupun mobil yang penuh sesak.

Aku langsung turun dengan beberapa temanku yang lain, secara kami termasuk golongan manusia penyuka makanan pedas. Kesan pertama ketika memasuki kede (angkringan) yang berada dipinggir jalan dan diatas trotoar, seketika rasa penasaran tersebut hilang sebab tidak ada kursi untuk duduk dan meja untuk meletakkan makanan. Pembeli hanya duduk diatas tikar dipinggir jalan dengan lalu lintas kendaraan yang pada berseliweran dengan bau selokan yang sedikit menyengat.

Namun, melihat antusias pembeli yang bergantian berdatangan sampai mengantri dan berdesakan untuk bisa memperoleh tempat duduk seketika rasa penasaran itu muncul kembali. Aku samperin mbak-mbak penjualnya dan dengan ramah dia menyapa "Mau makan ya mbak, iya jawab ku sambil melihat kearah sepanci besar berisi cabe giling.

"Iki opo toh mbak? tanyaku, lalu dia menjawab "iki oseng-oseng mercon ne mbak".  Dengan sigap dia menuangkan nasi rames dan sepiring kecil sebagai takaran untuk oseng-oseng mercon yang disiramkan ke atas nasi. Kemudian aku menambahkan lalapan berupa timun dan kol serta lauk tambahan yang terjejer rapi diatas meja seperti ayam bakar, telur pindang, kepala ayam goreng, sate usus dan bacem rempelo ati ayam.

Pilihanku jatuh ke ayam bakar dan bacem rempelo ati ayam, setelahnya kami mencari tempat untuk duduk yang nyaman dan tepat di depan toko sebelah angkringan itu kami melihat ada kursi kosong.

Rasanya tak sabar untuk segera mencicipi kuliner khas Jogya yang sangat terkenal ini. Suapan pertama langsung masuk ke mulut dan seketika mata terbeliak sebagai efek awal dari cita rasa yang ditimbulkan. Sumpah....ini makanan pedasnya gila dan nampol banget di mulut namun lumayan enak juga. Aku coba menetralisir rasa pedas dengan memakan lalapan dan bacem rempelo ati.

Lalu aku coba lagi ke suapan kedua dari oseng-oseng mercon ini dan sumpahhh ....pedas gila ini masakan batinku berkata level berapakah pedasnya ini ya...lalu aku seruput air mineral untuk menetralisir rasa pedasnya namun entah kenapa rasanya itu nagihin banget. Aku coba lagi suapan ketiga, kali ini mulai aku sisihkan remah-remah cabai giling dan  hanya memakan kikil dan tetelannya saja tapi rasanya tetap sama pedasnya masih juga nampol di mulut. 

Akhirnya aku harus menyerah, tidak sanggup lagi untuk meneruskan makanan yang masih lebih dari separuh piring lagi. Aku pandangi piring yang berisi oseng-oseng mercon dengan kuah minyak melimpah.

Aku tidak sanggup lagi meneruskan makanku, lalu aku datangi penjualnya "mbak sehari habis berapa banyak cabai untuk olahan ini dan dia menjawab 20 kg cabai rawit merah mbak. Ohh...pantesan pikirku pedasnya ini level 10, akhirnya si penyuka pedas ini harus menyerah dengan kuliner yang berjuluk "Oseng-oseng mercon".

Bagi anda penyuka pedas, jangan lupa kalau ke Jogya cobain dah kuliner satu ini apalagi orang Medan yang terkenal doyan makanan pedas silahkan dicoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun