Mohon tunggu...
Rahman AshShaff
Rahman AshShaff Mohon Tunggu... Seniman - Illustrator and art lover

Illustrator and art lover

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ekonomi Kreatif, Tren Milenial atau Peluang Menuju Kemajuan?

25 April 2019   00:00 Diperbarui: 25 April 2019   08:12 2000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekonomi digital (SHUTTERSTOCK) | Kompas.com

Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa innovasi selalu lebih cepat dari pada regulasi. kita perlu regulasi yang tepat untuk mengatur tata kelola ekonomi kreatif, tapi jangan batasi kreativitasnya karena disitulah jantung penggeraknya.

Kita bisa berkaca dari keberhasilan beberapa negara lain yang sukses menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu tulang punggung perekonomian. Sebut saja Korea Selatan dengan K-Pop dan film dramanya, Amerika Serikat dengan Hollywood dan industri musiknya. Dan yang tak ketinggalan pula, Jepang dengan industri Anime dan budayanya.

Ekonomi kreatif terbukti dapat menjadi lokomotif yang akan mendorong berkembangnya berbagai sektor lain di negara-negara tersebut. Dengan industri film drama dan K-Pop, korea selatan mampu memperkenalkan budayanya kepada dunia yang berdampak pada perkembangan sektor pariwisata di negara tersebut. Atau bisa kita lihat di sekitar kita, para wanita berbondong-bondong membeli produk kecantikan dan fashion dari korea. 

Semua itu tidak terlepas dari peran besar majunya ekonomi kreatif di negara tersebut khususnya pada subsektor musik dan perfilman yang berdampak pada kemaajuan sektor lain seperti pariwisata dan produk kecantikan.

Lalu apakah ekonomi kreatif hanya sebuah trend yang hadir baru-baru ini? Saya rasa tidak. Kreativitas sudah seperti darah yang mengalir di dalam tubuh kita, bangsa Indonesia. 

Sejak dahulu bangsa kita sudah dikenal sebagai bangsa dengan kekayaan budaya dan seninya. Hanya saja, perkembangan teknologi informasi saat ini semakin mengukuhkannya dan generasi millenial yang dekat dengan teknologi sudah berani untuk mengekspresikan kreatifitas mereka. 

Dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi adalah sebuah efek dari ketidaksiapan kita dalam menghadapi perubahan jaman yang begitu cepat. Namun jika kita mampu menyikapinya dengan lebih bijak, yakinlah generasi millenial yang terdidik dengan baik akan menjadi generasi yang produktif dan mampu bersaing di era global.

Ekonomi Kreatif sebagai Tulang Punggung Perekonomian
"Apakah mungkin hal ini terealisasi?" Bangsa kita adalah bangsa yang sangat beruntung. Kekayaan alam kita melimpah, tanah kita subur, dan laut kita luas. Namun apakah kita akan terus bergantung kepada alam? Sejarah telah membuktikan, Negara yang maju lahir dengan Sumber Daya Manusia yang mumpuni. 

Banyak negara dengan sumber daya alam yang terbatas bisa menunjukkan kiprah mereka di mata dunia. Seperti Korea Selatan, Jepang, Belanda, Finlandia, italia dan masih banyak lagi. Semua itu berkat kemajuan Sumber Daya Manusianya.

Ekonomi kreatif mengedepankan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang paling utama. Sumber-sumber alam bisa saja habis, namun tidak dengan ide dan kreatifitas.

Palapa Ring tengah dibangun untuk memberi akses internet kecepatan tinggi ke daerah-daerah pelosok Indonesia. Infrastruktur tengah dibangun guna menunjang kemudahan transportasi dan komunikasi. Kelak kita akan terhubung bahkan hingga ke daerah terpencil sekalipun. Namun apakah kita hanya akan berpangku tangan pada pemerintah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun