Mohon tunggu...
Raharjo Yuwono
Raharjo Yuwono Mohon Tunggu... Insinyur - Lulusan UGM 1992

Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Money

Budidaya Padi Sistem Surjan Turiman Pajale di Lahan Kering

9 Juli 2020   17:53 Diperbarui: 9 Juli 2020   17:46 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Playen (Selasa ,7/07/2020). DPP Gunungkidul bersama BPTP DIY dan poktan Sido Rukun melakukan panen bersama turiman pajale sistem surjan di bulak Waung, Wiyoko Utara, Plembutan, Playen, Gunungkidul. Hadir dalam kesempatan ini Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Pembangunan Ir.Khaerudin,MSi., Ka Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Ir. Bambang Wisnu  Broto beserta jajarannya, Ka. BPTP Balitbangtan Yogyakarta Dr. Soeharsono, S.Pt., MS beserta Tim peneliti, Tim Supervisi Kostratani DIY drh. Indarto Suharsono, MMT, Penewu Playen dan staff, Lurah Plembutan dan staff, penyuluh BPP Playen serta para petani anggota poktan Sido Rukun.

Dalam sambutannya Ka. DPP Ir. Bambang Wisnu Broto, menyatakan model turiman jale menjadikan petani untung berlipat karena bisa panen jagung dan kedelai dalam satu waktu musim tanam. "ini bisa jadi solusi mengangkat kembali minat petani menanam kedelai yang selama ini lesu. dengan turiman jale bisa panen jagung layaknya monokultur tapi dapat bonus panen kedelai" ungkapnya.

Ka BPTP Balitbangtan Yogyakarta bahwa pemilihan komoditas varietas, pengelolaan air, serta pemilihan teknologi budidaya yang tepat mampu meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan petani di lahan kering, salah satu solusinya adalah turiman pajale ini.

Tim supervisi Kostratani DIY mengungkapkan optimisme kepada petani khususnya di Gunungkidul dan DIY bahwa swasembada pajale dapat terwujud hal ini dibuktikan dilahan keringpun di musim kemarau masih bisa memanen padi jagung dan kedelai.

Panewu Playen dan Lurah Plembutan juga mengapresiasi kepada tim peneliti dan petani yang telah menjadikan wilayahnya panen padi di musim kering ini. sinergi semua fihak diperlukan sehingga harapannya turiman dapat diadopsi secara luas oleh petani baik di MT I, II dan III.

Petani diharapkan mampu mengaplikasikan model turiman pajale surjan dengan memanfaatkan sumur pompa dan DAM parit yang telah dibangun. Untuk memenuhi kebutuhan air tanaman yang berbeda maka padi ditanam pada lahan yang lebih rendah sedangkan kedelai dan jagung ditanam lahan yang lebih tinggi. Model yang biasa digunakan di wilayah kulonprogo sekarang dapat diterapkan di Gunungkidul.

"Petani dapat menanam padi jagung kedelai pada satu musim tanam yang sama, bahkan petani menanam sayuran (sawi, kangkung, selada) disela tanaman jagung setelah kedelai dipanen" ungkap Saridi selaku petani pelaksana di lokasi demplot. Dilaporkanoleh poktan Sido Rukun bahwa pada MT II 2020 Padi varietas Situ Bagendit menghasikan 7.48 t/ha, Inpari 42 = 7,39 t/ha, Inpari 24 = 6,61 t/ha dan Inpari 43 = 6,82 t/ha. Kedelai Dega-1 menghasilkan 1.7 ton/ha sedangkan hasil tongkol jagung belum siap panen. potensi pakan hijauan jagung bisi 2 menghasilkan 7.8 t/ha, P36 = 8.80 t/ha sedangkan NK 212 = 9.6 t/ha.

Pada kesempatan panen juga dilakukan demo alat panen oleh petani yang dipandu peneliti Mahargono SP. menggunakan mesin reaper (pemotong panen padi) dimana mampu meningkatkan efisiensi waktu panen, tenaga kerja serta menurunkan loses.
Diharapkan dengan model ini, dapat diadopsi secara luas, untuk mendukung progran swasembada padi jagung kedelai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun