Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dari 'Luka Lama' ke Jalan Baru: Prabowo dan Djamari Chaniago

18 September 2025   21:49 Diperbarui: 18 September 2025   21:49 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo menganugerahkan pangkat istimewa Jenderal TNI Kehormatan kepada Djamari Chaniago, Rabu (17/9/2025). (Foto: Setpres BPMI)

Reshuffle kabinet yang diumumkan Presiden Prabowo Subianto pada 17 September 2025 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 96/P Tahun 2025 menyisakan satu nama yang mengejutkan publik: Djamari Chaniago.

Bukan main-main, Prabowo menunjuk Djamari sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam). Sebuah jabatan yang mentereng di kabinet merah putih.

Kejutan itu bukan tanpa alasan. Djamari bukan figur baru dalam perjalanan panjang Prabowo, bahkan bisa dibilang bagian dari "luka lama" yang penuh sejarah.

Djamari adalah salah satu perwira tinggi yang dulu duduk di kursi Sekretaris Dewan Kehormatan Perwira (DKP) ABRI tahun 1998, lembaga yang memutuskan pemberhentian Prabowo dari dinas militer di tengah gejolak reformasi.

Dua dekade lebih berselang, justru nama itu kini dipanggil masuk ke lingkaran inti pemerintahan Prabowo sebagai Menko Polkam, posisi strategis yang bertugas menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional.

Dari Rivalitas ke Rekonsiliasi

Langkah Presiden Prabowo memilih Djamari tentu tidak sederhana. Ia memerlukan keberanian untuk menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.

Narasi ini sejalan dengan pernyataan Prabowo yang berulang kali digaungkan: "Dalam perjuangan besar untuk merah putih, tidak boleh ada ruang pribadi."

Pernyataan itu kini menemukan wujudnya. Dengan mengangkat Djamari, Prabowo menunjukkan sikap negarawan yang tidak terjebak dalam romantisme konflik masa lalu.

Rekonsiliasi ini bukan hanya simbol, tetapi juga strategi. Dalam dinamika politik dan keamanan yang semakin kompleks, kehadiran figur seperti Djamari yang memiliki pengalaman panjang dalam tubuh militer, birokrasi, dan lembaga hukum memberi bobot legitimasi dan integrasi baru pada koordinasi lintas sektor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun