Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dear, HRD dan User! Please, Tinggalkan Sistem Rekrutmen Konvensional

13 Juni 2025   15:50 Diperbarui: 13 Juni 2025   16:04 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi proses rekrutmen pegawai.(Foto: Kompas.com) 

Saya dan beberapa kolega memiliki pengalaman menarik dalam membangun sebuah perusahaan rintisan yang bergerak di bidang transportasi online. Meski pun tidak bertahan lama, namun cukup banyak pelajaran yang diambill dari waktu yang singkat tersebut.

Salah satu pelajaran terbaik yang didapat adalah tentang membangun sinergisitas antara User di satu pihak, dan HRD di sisi yang lainnya. Kebetulan, saat itu saya diberikan kewenangan untuk memegang salah satu program perusahaan.

Komunikasi saya dengan HRD, awalnya agak kurang baik, dikarenakan beberapa karyawan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang saya harapkan agar program dapat berjalan optimal.

Bagi saya, proses rekrutmen bukan sekadar mengisi lowongan, apalagi sekadar 'menolong' orang lain agar memperoleh pekerjaan, melainkan investasi strategis untuk membentuk DNA organisasi.

Di era persaingan global, perusahaan perlu mengadopsi pendekatan holistik yang menggabungkan prinsip etis HRD, kolaborasi dengan user, serta integrasi program diklat dan pengembangan kapasitas.

Sialnya, pandangan saya ini tidak selalu diterima baik atau dipahami oleh pihak HRD dan Sebagian pimpinan perusahan. Saya sering berdebat tajam dengan mereka.  

Prinsip Etis HRD dalam Rekrutmen

1. Meritokrasi Tanpa Basa-Basi

Meritokrasi adalah sebuah prinsip yang mudah diucapkan tetapi sangat sulit untuk dipraktikkan. HRD dan User selalu memiliki permasalahann dengan prinsip ini. Semakin tinggi jabatan seseorang, seharusnya semakin adil dalam memilih pegawai.

Prinsip meritokrasi dalam perekrutan pegawai perusahaan menekankan bahwa seluruh proses seleksi, penempatan, dan promosi harus didasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja nyata kandidat, bukan pada faktor non-kinerja seperti senioritas, hubungan personal, latar belakang sosial, atau preferensi subjektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun