Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berangkat ke Tanah Suci Berkat Pedagang Kaki Lima

15 Mei 2025   18:05 Diperbarui: 16 Mei 2025   14:39 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya bersama Ibu Aisyah (kiri) dan Bapak Hamzah (kanan). Keduanya suami-istri berjualan ayam potong di Pasar Kebayoran Lama. (Foto: Dok. Pribadi)

Kompasianer yang pernah membaca artikel-artikel saya, tentu akan menemukan sepotong cerita tentang aksi advokasi yang saya kerjakan bersama pedagang kaki lima di Pasar Kebayoran Lama.

Advokasi ini adalah sebuah perlawanan kolektif terhadap upaya penggusuran pemprov DKI Jakarta yang saat itu dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Sebagai seorang aktivis yang juga bekerja sebagai Tenaga Ahli DPR RI, kala itu gaji saya sudah cukup lumayan untuk kebutuhan sehari-hari bersama istri dan anak-anak.

Sehingga, saya bergerak membantu korban penggusuran secara pro bono alias sukarela tanpa kompensasi sepeser pun.

Dari aksi-aksi advokasi itulah, cerita haji ini bermula...

Awal Pertemuan

Medio 2017 menjadi tahun yang tidak akan pernah saya lupakan. Sebagai seorang aktivis dan Tenaga Ahli, saya terbiasa menyusun argumen logis dan menyampaikan narasi berbasis data.

Namun, apa yang terjadi kala itu adalah sebuah ironi besar--pelajaran hidup yang tidak pernah saya duga akan datang dari para pedagang kaki lima yang saya advokasi.

Pada saat itu, sekira 20-an orang pedagang kaki lima di sebuah pasar yang terancam penggusuran datang kepada saya.

Ibu Aisyah dan Pak Hamzah pedagang ayam potong menjadi pemimpin rombongan dan juru bicara. Mereka bukan hanya meminta bantuan hukum, tetapi juga mengharapkan keadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun