Rasanya tidak berlebihan jika saya menulis bahwa perkembangan teknologi finansial (fintech) telah mengubah lanskap perbankan global, termasuk di Indonesia.
Fenomena bank digital di Indonesia memang sedang digandrungi, terutama di kalangan Gen Z dan milenial.
Fenomena ini dibarengi dengan fakta menarik, diantaranya adalah menyusutnya jumlah kantor bank nasional dan meningkatnya nilai transaksi digital perbankan.
Namun, di balik pertumbuhan pesat dan berbagai keunggulannya, bank digital masih menghadapi sejumlah tantangan fundamental yang membuatnya sulit bertransformasi menjadi bank besar.
Artikel ini akan membedah fenomena tersebut secara kritis, dengan pendekatan ilmiah dan relevan dengan perkembangan industri keuangan digital saat ini.
Fakta Menarik Perkembangan Perbankan di Indonesia
Sebelum lebih dalam membahas tentang bank digital, tulisan ini akan mengungkap secara singkat perkembangan perbankan umum di Indonesia.
Beberapa fakta menarik mengenai menyusutnya jumlah kantor bank umum di Indonesia yang kontras dengan meningkatnya transaksi digital perbankan adalah sebagai berikut:
1. Penurunan signifikan jumlah kantor cabang bank umum
Data OJK mencatat jumlah kantor bank umum di Indonesia menurun drastis dari 30.733 unit pada tahun 2020 menjadi 24.243 unit pada Maret 2024, artinya terjadi pengurangan sebanyak 6.490 kantor dalam kurun waktu empat tahun terakhir (CNBC, 2024).