Pemadaman listrik total (blackout) yang terjadi di Spanyol dan Portugal pada 28 April 2025, sekira pukul 12.33 waktu setempat merupakan peristiwa yang sangat langka dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam skala sebesar ini di kawasan Iberia.
Blackout di sebagian besar wilayah Spanyol, Portugal, dan sebagian Prancis selatan ini berlangsung hingga lebih dari 11 jam dan mengakibatkan 3 orang kehilangan nyawa (Kompas, 29/4/2025).
Lebih dari 50 juta orang terdampak, dengan gangguan signifikan pada layanan transportasi, layanan kesehatan, ekonomi digital, perbankan, komunikasi, dan infrastruktur vital lainnya.
Meskipun Uni Eropa telah berkomitmen pada transisi energi terbarukan dengan target 100% energi bersih pada 2050, insiden ini menyoroti tantangan dalam menjaga stabilitas jaringan listrik yang semakin kompleks.
Sejarah Blackout di Eropa: Apakah Ini Pertanda Buruk?
Berdasarkan laporan dan arsip berita hingga saat ini, pemadaman listrik massal yang terjadi di Spanyol dan Portugal pada 28 April 2025 yang lalu merupakan peristiwa yang sangat langka dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam skala sebesar ini di kawasan Iberia.
Para pejabat, operator jaringan listrik, dan media menyebut insiden ini sebagai salah satu krisis listrik paling serius sepanjang sejarah kedua negara tersebut.
Namun demikian, bagi negara-negara di benua Eropa, kejadian ini bukan pertama kalinya:
- November 2006: Blackout di Jerman dan Prancis akibat pemutusan jalur listrik di atas Sungai Ems.
- Januari 2021: Krisis listrik di Balkan karena lonjakan permintaan dan cuaca ekstrem.
- Maret 2023: Gangguan di Italia karena kegagalan impor listrik dari Swiss.
Namun, blackout 2025 ini unik karena terjadi di tengah dominasi energi terbarukan. Apakah ini kegagalan sistem, atau justru eksposur kerentanan baru dalam transisi energi?
Beberapa sumber menegaskan bahwa masyarakat dan otoritas terkejut karena kejadian dengan dampak dan cakupan sebesar ini belum pernah dialami sebelumnya di Spanyol ataupun Portugal.