Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jika Tidak Kembali ke Sistem Penjurusan SMA, Apa Alternatifnya?

19 April 2025   21:23 Diperbarui: 20 April 2025   00:48 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jurusan IPA, IPS dan Bahasa di SMA kembali diberlakukan. (Foto: Dok. Zenius Education via Kompas.com)

Kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen RI) untuk menghidupkan kembali sistem penjurusan di SMA--dengan pembagian klasik IPA, IPS, dan Bahasa--menimbulkan pro-kontra di kalangan pendidik, siswa, dan pemerhati pendidikan.

Di satu sisi, penjurusan dianggap dapat memfokuskan pembelajaran sesuai minat siswa.

Namun, di sisi lain, kebijakan ini berpotensi mengabaikan fleksibilitas dan kebutuhan abad ke-21, di mana kompetensi lintas disiplin semakin dibutuhkan.

Artikel ini menganalisis dampak kebijakan tersebut melalui pendekatan teoritis dan temuan empiris dari penelitian-penelitian lainnya.

Penjurusan vs. Kebutuhan Pendidikan Kontemporer

Sistem penjurusan konvensional berakar pada paradigma pendidikan yang bersifat fixed-track, di mana siswa diarahkan untuk mengkhususkan diri sejak dini.

Namun, teori Multiple Intelligences (Gardner, 1983) dan pendekatan interdisciplinary learning (Klein, 2010) menegaskan bahwa pembatasan rigid pada satu bidang justru dapat menghambat pengembangan potensi multidimensi siswa. 

Penelitian Pratiwi (2019) dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan menemukan bahwa 42% siswa SMA merasa terbatasi oleh sistem penjurusan, terutama mereka yang memiliki minat di lebih dari satu bidang.

Misalnya, siswa yang tertarik pada Biologi sekaligus Ekonomi terpaksa memilih salah satu, meskipun keduanya relevan untuk karir di bidang environmental economics atau health policy. 

Dampak pada Siswa Lintas Minat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun