Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Di Balik Pintu Tertutup Itu, Prabowo-Megawati Bertemu

8 April 2025   21:11 Diperbarui: 8 April 2025   21:23 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Megawati Soekarnoputri, Senin (7/4/20225). (Foto: IG @sufmi_dasco)

Pertemuan senyap, tertutup, dan jauh dari spotlight media antara Prabowo dan Megawati, pada malam 7 April 2025 di kediaman Megawati, menjadi sorotan hangat di tengah suasana halal bi halal pasca Lebaran.

Meski berlangsung hanya 1,5 jam tanpa liputan media, peristiwa ini memunculkan spekulasi besar tentang arah baru dalam lanskap politik Indonesia.

Apa yang sebenarnya terjadi di balik pintu tertutup itu? Apakah sekadar pertemuan dua sahabat? Mungkinkah akan terjadi reshuffle kabinet?

Yuk, kita kulik bareng.

O iya, sebelum semakin jauh diskusinya, kompasianer dapat memeriksa tulisan saya sebelumnya yang sudah memprediksi pertemuan Prabowo-Megawati ini:

https://www.kompasiana.com/rahardian76/67ebef77c925c41d80776112/didit-prabowo-dan-diplomasi-politik-silaturahmi

Pertemuan Elite: Seni "Silent Diplomacy" ala Lokal

Dalam politik, yang tak terlihat justru seringkali lebih penting dari yang tampak. Joseph Nye (2004) pernah bilang soal soft power--kekuatan yang membujuk tanpa paksaan.

Tapi pertemuan ini bahkan lebih subtle: ini adalah bentuk silent diplomacy yang dalam konteks Indonesia bisa kita pahami sebagai politik silaturahmi dengan intensi strategis.

Megawati dan Prabowo adalah dua aktor kunci dalam panggung kekuasaan pasca-Reformasi. Mereka sama-sama punya legacy, massa militan, dan kontrol terhadap narasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun