Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jalani 'Passion' dan Lindungi dari Segala Risiko

18 Januari 2017   21:45 Diperbarui: 18 Januari 2017   23:57 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebahagiaan itu terkadang sederhana. Bisa menyalurkan passion, kegemaran dan apa saja yang menjadi keinginan kita, misalnya berwisata alias jalan-jalan, traveling sekaligus berolahraga. Destinasi wisata pun banyak pilihannya. Darat, laut, udara. Wisata mendaki gunung. Snorkeling, diving, atau melakukan perjalanan bahari. Paralayang atau gantole. Semua itu tentu ada risiko, sekecil apapun itu. Lalu apakah dengan adanya risiko itu membuat kita tidak melakukan hobi, kegemaran kita? Tentu tidak bukan. Kita harus tetap beraksi melakukannya. Melakukan dengan cerdas dan bijak, mengantisipasi dengan aksi perlindungan diri terhadap risiko yang ada. Bukankah kejadian yang tidak diharapkan itu tak bisa diprediksi?

Panorama laut di Pulau Kelor. (Foto GANENDRA)
Panorama laut di Pulau Kelor. (Foto GANENDRA)
PANORAMA laut itu pemandangan yang paling aku sukai. Dulu semasa masih tinggal di kampung, di sebuah kabupaten di Jawa Tengah  yang berbatasan langsung dengan laut selatan. Tepatnya Kabupaten Wonogiri. Ada pantai pasir putih, Pantai Nampu. Ada juga pantai karang nan eksotis, Pantai Simbukan. Pantai-pantai itu menjelujur ke Pantai Sadeng, Kukup, Krakal di Gunung Kidul, hingga Pantai Parangtritis di Yogyakarta.

Tak heran setiap liburan kuliah, aku sering menghabiskan waktu di pantai-pantai itu, selain ke destinasi gunung. Mengingat kuliahku di Yogyakarta, cukup mudah mengakses deretan pantai selatan. Hingga kemudian mendapat pekerjaan di Batam, Kepulauan Riau, sungguh menyenangkan. Laaa, pulau Batam yang tak cukup besar itu dikelilingi banyak pantai. Ada pantai indah seperti di semenanjung Nongsa, bagian timur pulau kalajengking itu.

Setelah pindah kerja di Ibukota, Jakarta yang juga memiliki wilayah ‘Jakarta Laut’, di Kepulauan Seribu. Ehh gak perlu jauh-jauh kalau mau menikmati wisata bahari. Banyak wisata bahari di sana, seiring banyak pulau-pulau kecil yang digarap menjadi lokasi wisata. Dua kali pernah singgah di Pulau Bidadari, terus juga sempat ke Pulau Harapan, Pulau Bira, Pulau Perak. Aksesnya pun mudah dari Jakarta dengan perahu maupun kapal modern yang tersedia.

Hal yang mengasyikkan adalah berkesempatan menikmati panorama laut saat ke Pulau Harapan dan sekitarnya. Dengan snorkeling melihat pemandangan bawah laut, yang tak jauh dari pantai. Senang menikmati biota laut, terumbu karang, ikan warna-warni dan juga bulu babi yang berbahaya itu. Welaaah cantik ternyata yaa.

Snorekeling di Kepulauan Seribu. (Dokpri)
Snorekeling di Kepulauan Seribu. (Dokpri)
Risiko yang Mengintai

Namanya juga jalan-jalan, traveling tentu hal-hal yang tak diinginkan bisa saja terjadi. Dan kapan saja bisa terjadi. Misalnya saja, mulai dari perjalanan. Baik itu menggunakan angkutan umum atau pribadi, tentu tak lepas intaian hal yang tak diharapkan, musibah. Amit-amit yaaa. Heheee. Musibah yang dialami kapal penumpang Zahro Express di perairan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, pada Minggu pagi, 1 Januari 2017 yang lalu bisa menjadi contoh. Hari naas yang merenggut korban jiwa itu, siapa yang mengira akan terjadi?  

Berolahraga air, jetski, snorkeling, diving, banana boat atau pun sekedar berenang di pantai, risiko juga selalu mengintai. Segala faktor bisa mempengaruhi, kondisi alam, hingga kondisi diri kita sendiri. Yaaa, semua kejadian tak bisa terprediksi. Hmmm untung Alhamdulillah, aku belum pernah berpengalaman buruk alias terkena musibah. Amit-amit deh. Paling hanya kondisi tubuh yang kurang fit dan perlu istirahat saja. Meski demikian tetaplah perlu proteksi diri khan yaaa. Agar tetap merasa aman, dan tak cemas. Soalnya yaaa itu tadi, setiap kejadian tak bisa diprediksi kapan terjadinya.

Banana boat juga mengandung risiko. (Foto GANENDRA)
Banana boat juga mengandung risiko. (Foto GANENDRA)
Kejadian Tak Terprediksi

Ketika traveling sudah menjadi passion sebagai sarana kebahagiaan kita, tentu akan kita penuhi. Risiko selalu ada. Namun bukan berarti kita terus berhenti, tidak melakukan apa-apa. Gak berani ini, gak berani itu, alhasil apa yang bisa dilakukan? Malah tak khan pernah melakukan pemenuhan atas passion kita sendiri. Passion untuk menjalani hidup dengan enjoy dan untuk masa depan yang cerah.

Yaaa, siapa yang tau kita akan mengalami naas. Hanya Tuhan yang tahu, dan kita sewajibnya berhati-hati dan waspada untuk memproteksi diri. Siapa yang bisa menolak musibah? Siapa yang bisa mengatur kejadian di masa datang? Setiap kejadian tak bisa diprediksi. Setiap menjalankan passion kita bahkan termasuk, misalnya setiap menjalankan passion wirausaha. Tak sedikit orang yang takut berwirausaha, melakukan hal yang bukan passionnya karena ada kebutuhan-kebutuhan. “Duh saya lebih baik jadi pekerja saja deh,” dan ungkapan-ungkapan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun