Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Apa Pentingnya Nonton Film Religi?

5 April 2023   16:24 Diperbarui: 5 April 2023   16:26 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi film religi. Sumber www.kapanlagi.com/

Ini menjadi pertanyaan awalnya, "Seberapa penting menonton film religi? Apa hanya sebagai pengisi waktu saja agar puasa Ramadan kita tidak terasa 'garing' dari sentuhan nuansa religi?

Aku berharap, bagi yang membaca judul artikel ini, tidak merasa kalau judul bernuansa sinis terhadap film religi. Tidak sama sekali. Justru sebenarnya "tersirat" hal yang sebaliknya.

Nuansa di bulan suci Ramadan, lekat dengan vibes religius. Hati dan pikiran pemeluk Islam khususnya, cenderung lebih fokus dengan ibadah keagamaan. Bukan hanya ibadah puasa Ramadan namun juga memperdalam ilmu agama.

Banyak sarana untuk memperdalam agama atau minimal membuat puasa Ramadan kita tidak "garing" namun semakin bermakna, yang bisa digunakan. Pesantren kilat, pengajian agama,  sampai melalui sarana menonton film. Film-film religi di bulan Ramadan, menjadi sarana pilihan banyak orang.

Kenapa Pilih Menonton Film?

Bagiku, ada beberapa faktor yang membuat aku cenderung memilih menonton film religi, sebagai kegiatan selama bulan Ramadan.

Pertama. Faktor kesadaran menggunakan waktu luang yang lebih banyak di bulan Ramadan, dengan kegiatan bermanfaat namun menyenangkan. Menonton film religi, salah satu genre yang menyenangkan. Setuju?

Kedua. Karakter sebagai media hibutan, memposisikan  film memudahkan aku menangkap pesan-pesan religius di dalamnya.

Bukan hanya mudah menangkap dan memahami pesan moral agama di dalam film, namun sekaligus lebih "nyantol" membekas benak untuk diingat. Tentu saja, tidak semua orang merasakan demikian.

Ketiga. Menonton film, bisa menjadi alternatif pilihan dalam "puasa mulut", menghindari kecenderungan ghibah, "mbicarain" kebutukan orang lain. Paling tidak selama durasi 2 jam atau lebih saat menonton film, bisa menjadi sarana berlatih untuk "diam" dan melatih konsentrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun