Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Trip

Sebulan Lagi, Muara Danau Toba akan Cantik Bermandi Cahaya

18 November 2018   04:53 Diperbarui: 18 November 2018   11:15 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lampu di pedestrian Jalan Sisingamangaraja, Muara, Tapanuli Utara.. (Fot Ganendra)

"Tidak semrawut," kata Jani, pria yang berdagang pakaian dengan menggelar lapak di pinggir jalan. Jani juga berharap nantinya pedagang bisa ditata dan mendapat tempat berjualan di area pasar.

Memang selaiknya pasar tradisional, di pinggiran jalan akan membuat lalu lintas jalan menjadi terganggu. Sementara jalan terbatas. Angkutan umum hilir mudik. Kepadatan lalu lintas tak bisa dihindari. Itu mengindikasikan geliat perekonomian masyarakat yang bergerak.  Pedagang dari Samosir pun bahkan turut mengadu nasib di Muara ini.

Sementara lokasi pasar persis di jalan akses menuju Pelabuhan Muara, di tepian Muara Danau Toba. Tentu saja akan nampak tak sedap saat kawasan menjadi kawasan wisata, yang harus tampil indah, apik, bersih dan sedap dipandang mata.  

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara nampaknya harus bekerja cepat dan keras untuk segera menangani area ini. Demi menjaga kenyamanan, kesejahteraan warga serta mendukung nama baik wisata Danau Toba di mata dunia.

Lampu penerangan di Jl Sisingamangaraja. (Foto Ganendra)
Lampu penerangan di Jl Sisingamangaraja. (Foto Ganendra)
Perubahan harus dilakukan. Jalan, pedestrian dan penerangan sudah hampir rampung. Wajah Danau Toba lambat laun bertransformasi, lebih berpotensi menarik wisatawan.  Itu harus diikuti dengan dukungan warga dan pemerintah setempat.  Dukungan warga untuk kawasan wisata di daerah domisilinya menjadi perlu dan penting. Bersinergi. Jika wisatawan banyak yang datang, bukankah akan berimbas kepada perekonomian setempat yang makin baik pula?

Jika kawasan ramai, semestinya beragam potensi daerah bisa mencuat. Kerajinan khas, budaya,  hingga kuliner. Itu pula yang menggelitik pikiranku, saat kutanya pada Pak Rahmad ketika rombongan bersantap di salah satu warung di Samosir sebelum ke penginapan kawasan Tuk Tuk, "Apa kuliner khas di sini ya?"

"Ikan pora-pora," katanya setelah sekian lama berpikir dan awalnya menyebut Arsik yang aku sudah tahu.  "Cuman sudah susah cari penjualnya."

Nah, itu dia. Jika wisata tumbuh, mungkin kuliner olahan ikan khas Danau Toba itu bisa berkembang. Mudah ditemui di antara warung-warung makan yang dicari wisatawan.  Begitupun kuliner khas lainnya, kerajinan khas Batak dan lain-lain. Kenapa tidak?

Sooo, jika tahun depan memungkinkan aku untuk kembali menengok kawasan Muara Danau Toba ini, aku berharap bisa melihat cantik paras Danau Toba berbanding lurus dengan kesejahteraan warga sekitarnya. Itu esensi pembangunan yang sesungguhnya. Semoga.

@rahabganendra

Narsis di bareng anak-anak Desa Hotanagodang. (Foto Henry Siagian/ Media Indonesia)
Narsis di bareng anak-anak Desa Hotanagodang. (Foto Henry Siagian/ Media Indonesia)
Tulisan Lainnya Tentang Danau Toba:

Hore, Setahun Lagi Bisa Pesiar Keliling Pulau Samosir dengan Kapal Besar
Menapak Menara, Mereguk Pesona Danau Toba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun