Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banat Electric Trike, Sepeda Motor Listrik ala Pondok Pesantren di PPI 2015

8 Agustus 2015   10:54 Diperbarui: 8 Agustus 2015   11:32 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kalau kami menyebut ini jenis sepeda, lhaa saat melaju di jalanan, polisi juga gak bisa nilang, karena bukan masuk kategori sepeda motor. Tapi kalau saya sih sebut ini jenis sepeda motor,” jelas Kharis, pengajar di MA Banat di bimbingan otomotif ini.

Perform Banat Electric Trike, Sepeda Motor Bermesin Listrik. (Ganendra)

Konseptor, Kharis Wasista. (Ganendra)

BET ini dikerjakan langsung oleh siswa-siswa bimbingan Kharis. Kharis sendiri yang mendesain BET, berpengalaman meneliti dan merancang roket, robotika penyelamat gempa, sensor gempa. Para siswa digabung dalam satu tim dan dibagi-bagi tugas dalam setiap bagian. Akhirnya jadilah BET ini. Memang terlihat masih sederhana penampilannya, namun cukup unik dilihat. Dengan tenaga 4 accu kering mampu menelan jarak tempuh 40 km sekali nge-charge. Satu kali charge butuh waktu 4 jam. Kecepatan maksimal yang mampu dipacu 70 kpj!! keren bukan? Lalu bagaimana BET memiliki performa seperti itu?

Kharis yang menggeluti bidang peneliti robotika ini menyebutkan salah satu kuncinya adalah bahan materi BET sendiri yang dipilih yakni bahan body pesawat!! Bahan aslinya dari honeycomb berlapis fiberglass menjadi komposit. 80% materi penyusun BET adalah komposit material pesawat terbang. Kemampuan menampung bobot sebesar 150 kg. Wah aman deh saat aku naikin, secara bobotku ga nyampe 100 kg heheee. Sistem operasi BET yang belum lama dilaunching ini, tepatnya pada 13 Juni 2015 lalu mesin cukup sederhana. Dengan penyimpan energy accu untuk menggerakkan motor yang ditanam di Boss roda belakang.

Motornya di dalam Boss roda belakang ini. (ganendra)

Dilengkapi starter lalu tinggal nge-gas di stang yang diposisikan di bawah badan. Stang sih persis stang sepeda motor. Penasaran, aku mencoba mengemudinya. Mudah banget, karena berenergi listrik, BET melaju hampir tanpa suara mesin. Cuman masih agak ribet saat mesti berbelok. Dua roda depan dengan posisi miring dimaksudkan agar tidak mudah terguling. Sooo, maklum saja belum sempurna, namun tentu bisa dikembangkan lebih lanjut. BET yang dirancang dan diproduksi selama sebulan ini menghabiskan dana sekitar Rp. 10 juta.

Eeeeeeeeeeeenngg ngebuttttttttt 70 kpj. hehehee. (dokpri)

Lalu apa rencana ke depannya?

Kharis berharap bahwa untuk jangka pendek tak muluk-muluk bercita-cita. Dia berharap bahwa BET bisa digunakan di setiap pondok pesantren yang ada di Jawa Timur. Mendukung segala aktivitas pondok pesantren dan tentu akan mengembangkan lebih lanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun