Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menanamkan Budi Pekerti Melalui Inspirasi Dongeng

21 November 2014   20:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:12 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kak Aio saat mendongeng di acara Dengar Dongeng di Museum. (Foto ganendra)

BANYAK hal yang bisa dilakukan seseorang untuk berbuat sesuatu bagi negerinya. Aktualisasi diri dalam kehidupan sehari-hari menjadi wadahnya. Aktualisasi yang berupa aksi bagi diri, lingkungan social dan negeri. Berkaitan dengan aksi inspiratif untuk negeri banyak hal yang bisa dilakukan. Khususnya bagi generasi penerus bangsa. Anak-anak sebagai bunga bangsa yang akan mewarisi negeri di kemudian hari.

Berkaitan dengan dunia anak-anak khususnya, kita lihat dalam fenomena di masyarakat beragam peristiwa yang membuat miris dan getir. Mulai dari sisi kehidupan social, tingkat pendidikan, dan sektor-sektor lainnya. Kriminalitas yang mendudukkan anak sebagai korban bahkan juga pelaku. Curanmor, pelecehan seksual, eksploitasi anak dan perampasan hak-hak anak dan lain sebagainya.

1416551697656691811
1416551697656691811
Aksi menolak kekerasan seksual pada anak-anak. (Sumber Tempo)

Catatan Komisi Nasional (Komnas) Anak menyebutkan trend kekerasan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Angka kasus pelanggaran hak anak yang dihimpun dari laporan langsung masyarakat, media massa, serta hasil pengelolaan data dan informasi dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) yang tersebar di 34 provinsi dan 179 kabupaten/ kota, ditemukan ada 21.689.797 kasus!

Menurut Aris Merdeka Sirait, Ketua Komnas Anak saat acara "Deklarasi Gerakan Nasional Indonesia Satu Aksi: Menentang Kekerasan Terhadap Anak" di Bundaran HI Jakarta, Minggu (2/11/2014), mengatakan bahwa besaran angka itu, 42 - 58 % adalah kasus kejahatan seksual terhadap anak. Sisanya adalah kekerasan fisik, psikis, penelantaran anak, penculikan anak, eksploitasi ekonomi, perdagangan anak dan lain-lain.

Parahnya lagi ‘predator' kejahatan seksual terhadap anak justru lebih banyak muncul dari orang-orang dekat, seperti orangtua kandung, orangtua tiri, abang, paman, serta orang terdekat keluarga seperti guru regular, guru spiritual, security, penjaga sekolah, pedagang keliling, dan bahkan penegak hukum. Miris dan layaklah disebut dunia anak masih mengalami ‘kekejaman' oleh orang dewasa di negeri ini. Akibatnya tak bisa dibayangkan jika dibiarkan terus terjadi. Apa yang ada di benak kita, seperti apa nasib kehidupan social puluhan tahun ke depan? Lalu apa aksi untuk menyelamatkan generasi muda khususnya anak-anak untuk mendapatkan haknya? melindungi dan menjamin hak anak tetap terjaga?

Tentu saja pemerintah telah melakukan upaya-upaya positif, meski fenomenanya adalah belum tercapai tujuan yang diinginkan. Patut diacungi jempol upaya-upaya yang dilakukan oleh personal dalam berperan di dunia edukasi anak. Tentu selain di sekolah formal, banyak yang dilakukan non formal di beragam kalangan.

Menarik bagi saya apa yang dilakukan oleh seorang pendongeng, yaaa pendongeng yang mungkin sudah termasuk ‘barang langka' di negeri yang kaya akan budaya cerita rakyat ini. Tanah negeri yang kaya dengan budaya adat, penuh ragam cerita rakyat yang mesti dilestarikan. Kisah-kisah dongeng yang layak diperkenalkan pada generasi muda negeri. Apa jadinya budaya yang termaktub dalam kisah cerita rakyat, dongeng, legenda rakyat itu lenyap? Siapa yang harus melestarikannya? Menurunkan amanat luhur di dalamnya bagi anak dan cucu? Pendongeng salah satunya. Pendongeng yang meramu dan meraciknya agar dapat dikonsumsi oleh generasi muda. Bahwa pendidikan budi pekerti itu bisa diperoleh dari ‘sekedar' aksi mendongeng yang tidak ala kadarnya.

Di negeri ini ternyata sudah berkembang aksi para pendongeng. Salah satunya adalah Kak Aio, demikian ia disebut. Nama itu sebenarnya sudah tak asing di dunia para penulis khususnya, dan cukup popular dikenal. Maklum Kak Aio termasuk pendongeng yang sudah moncer alias punya nama di dunia ‘dongeng' di tanah air. Kiprahnya telah menjelajah ke seantero negeri hingga menyeberang lautan ke mancanegara. Bagi saya, ia adalah seorang pemuda yang berhasil memberikan inspirasi bagi anak-anak generasi untuk menikmati dunianya, menikmati hak-hak masa kecilnya. Bukan berlebihan jika saya memandang bahwa pendongeng adalah bak Begawan yang memberikan tatanan nilai-nilai luhur kemasyarakatan. Bak guru yang membimbing dan mendidik dengan muatan dan metode uniknya. Saya sebut pendongeng bukanlah hal yang sepele.

1416551739652484709
1416551739652484709
Keceriaan anak-anak mendengar dongeng Kak Aio di Museum Nasional, 2 November 2014. (Foto ganendra)

14165517681678449134
14165517681678449134
Anak-anak umumnya menyukai dongeng. Ekspresi anak-anak saat mendengarkan dongeng Kak Aio di Museum Nasional, 2 November 2014. (Foto ganendra)

Saya sendiri sangat menyukai dongeng. Sejak kecil nenek dari bapak saya sering mendongeng di kala akan tidur. Begitupula kakak perempuan saya. Dan itu adalah indah. Itu adalah hak bocah yang wajib dipenuhi. Untaian cerita kebajikan yang didendangkan apa adanya. Polos seperti halnya benak anak-anak yang murni penuh energy. Tentang inspirasi kecantikan sang putrid kerajaan berpadu dengan belas kasih hatinya. Tentang dunia binatang yang hidup dalam kedamaian beserta kejahatannya. Kisah tentang bernilainya air bagi kehidupan, cinta alam, cinta karunia Tuhan. Segala macam pelajaran dan muatan budi pekerti dengan mudah dan gampang dipahami mengalir mengisi rongga rongga benak dan hati anak-anak. Apakah ini bukan hal yang luar biasa?

Mochamad Ariyo Faridh Zidni nama asli Kak Aio, adalah seorang pustakawan yang juga Pendongeng. Terlahir di Jakarta pada 18 Juni 1980. Dunia mendongeng sekarang sangat dekat di segala aktivitasnya. Jelajah aktivitasnya merambah ke tingkat Internasional. Memenuhi beragam undangan untuk mewakili Indonesia seperti di PINKS Malaysia (Penang International Kids and Storytelling Festival) dan Tell a Story Day di Kuala Lumpur Malaysia. Sejumlah pelatihan dongeng digelarnya. Aktif sebagai dosen tamu di Universitas Indonesia dan beberapa kampus lain di Indonesia dijalaninya.

Dongeng itu Mendidik

Baginya dongeng itu sederhana, sebagai sebuah komunikasi dan dongeng itu merupakan pengalaman bersama. Baginya dongeng sangat mampu menjadi media untuk mendidik budi pekerti.

Bagi saya, orang biasa,
yang bisa saya lakukan adalah dengan mempopulerkan dongeng.
Karena dongeng itu mendidik.

Saya berkesempatan melihat dan mendengarkan dongeng yang dibawakannya saat di acara Dengar Dongeng di Museum yang digelar di Museum Nasional, Jl. Merdeka Barat, Jakarta, Minggu 2 November 2014. Momen itu pertama kali saya melihat langsung aksi mendongengnya. Dan beruntung berlanjut pertemanan di media social. Melalui chating saya mengetahui sedikit banyak tentang aktivitas inspiratifnya.

Melihat aksi mendongengnya di hadapan puluhan anak-anak, Kak Aio mendongeng dengan jenaka melalui bahasa dan gerakan tubuhnya. Anak-anakpun tersenyum, tertawa lepas gembira. Tanpa disadari, materi dongeng yang sarat pesan budi pekerti tertanam dalam benak polosnya. Inspirasi positif dan bergizi yang sangat penting dan perlu bagi anak-anak. Halus menyapa hati tulus sang anak. Inilah kekuatan dalam dongeng.

14165518031492798430
14165518031492798430
Aksi Kak Aio mendongeng dengan jenaka di Museum Nasional Jakarta. (Foto Ganendra)

Lalu seperti apa dongeng yang baik?

Bagi Kak Aio dongeng yang baik itu adalah dongeng yang komunikatif. Audiens dongeng rata-rata adalah anak-anak. Dongeng yang disukai anak itu beda-beda, sesuai dengan perkembangan usia anak. Dongeng itu beragam, fabel, mitos, legenda dan lain lain. Baginya dongeng bukan hanya menyampaikan. Dalam menyampaikan cerita itu harus juga mendengar bagaimana pendengar dongengnya itu sendiri. Sehingga dongeng dan cara mendongengnya bisa disesuaikan dengan pendengarnya. Satu dongeng bisa disesuaikan cara dan versi ceritanya, dengan mendengar keadaan pendengarnya, bagaimana dengan responnya. Disinilah pengalaman bersama dari dongeng bisa terjadi. Hasilnya, pendengar dongeng akan lebih merasa memiliki ceritanya. Nilai ceritanya itu sendiri akan lebih mudah ditangkap.

Hal penting dari kekuatan dongeng menurut Kak Aio adalah kekuatan penangkal terhadap kekerasan. Dunia kekerasan yang banyak ditampilkan di beragam media public. Baik televisi, pergaulan sehari-hari, maupun dari aktivitas internet di dunia maya dan efek social media. Dongeng menjardi salah satu penangkal, karena sejak kecil anak bisa didik mengenai karakter baik, emosi yang baik serta kedekatan dalam komunikasi dan melebihi itu dengan keluarga. Itu bisa menangkal kekerasan kedepannya.

Pria yang punya hobi mendongeng, membaca, jalan jalan, naik gunung dan off road ini, berharap anak-anak Indonesia bisa menjadi anak Indonesia yang cerdas. Ia memimpikan bahwa semua harus memprioritaskan pendidikan untuk anak. Baginya pendidikan itu yang bisa memajukan sebuah bangsa, mensejahterakan dan membuat beradab sebuah masyarakat dan komunitas, serta menghidupkan setiap individu. Karena dongeng adalah mendidik, maka ia giat mempopulerkan dongeng. Salah satu aktivitasnya adalah aktif di komunitas yang didirikannya, yaitu Ayo Dongeng Indonesia dan Reading Bugs Indonesia. Bukan itu saja Kak Aio yang mulai mendongeng sejak 1999 itu, giat melakukan kegiatan sosial dengan mendongeng untuk kegiatan Trauma Healing Pasca Bencana seperti Tsunami Aceh hingga Pasca Erupsi Gunung Merapi Jogja. Wah aksi yang patut diteladani dan menginspirasi.

Aksi yang dilakukan oleh Kak Aio ini menurut saya bisa menginspirasi banyak orang, bahwa mendongeng yang semakin langka dilakukan orang, adalah sebuah aktivitas mulia yang berperan besar bagi perkembangan anak. Aksi yang layak diperhatikan dan ditularkan bagi orang lain. Latar belakang itulah yang mendorong saya menuliskannya di Blog Movement "Aksi Untuk Indonesia." Paling tidak informasi tulisan ini turut menyemarakkan perhelatan tahunan Kompasianival 2014. Mari beraksi untuk Indonesia!  Salam Dongeng. (RG)

@rahabganendra

Ilustrasi (www.sobatcantik.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun