Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Traveler Madyanger Fiksianer #MuseumLover

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger #MuseumLover email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Luh

5 Januari 2016   01:44 Diperbarui: 5 Januari 2016   02:56 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


/1/

aku lahir di pedih kepulan hawa berkeringat
lamat-lamat luh kasih tangan-tangan cinta perempuan tua menggurat
batang-batang waktu rapuh berubah menjadi arang jelaga
bara menganga mengubah jiwa-jiwa mentah, matang menjelma
sejak gelap lahirkan terang
sejak cahaya tepiskan pekat menghadang

/2/

aku berlari diantara bunga-bunga senyuman
mendekat rengkuh tangan-tangan pendoa maha kebaikan
ajarkan tentang menganyam kembang keindahan
nyanyikan senandung dari nyenyak pangkuan
jelmakan angin-angin bisu dari penjuru kejauhan
lantunkan syair-syair tentang kisah-kisah kedamaian

/3/

beranjak waktu tinggalkan kekuasaan lama
hikayat mengiring hingga detik sekarang menjelang
kaki-kaki jauh melangkah mencari cahaya
tangan menggapai meraih pesona kupu pemilik kembang
engkaulah rusuk itu
disinilah takdir awal bertemu

/4/

kembang bermekaran dibawah langit-langit semesta
punahlah sunyi direntang dentingan bhagawad gita
engkau pengantar buku-buku surga
engkau pemilik janji pelangi selepas hujan
menghapus gelap yang membayang
nyalakan asa yang berterbangan

/5/

apa daya
tak berdaya
terbunuhlah
matilah semua
terjerat
hanya tersisa alasan cinta

/6/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun