Orang tipe pemalas dan "pendalih" (suka berdalih), bukan berarti tak bisa mengubah sifatnya. Hanya saja, dia sudah nyaman dengan malasnya. Hahaha Â
KALIMATÂ (sok) bijak di atas aku rangkai sebagai pengingat diri, sekaligus pengingat momen kocak bertahun lampau semasa menyandang status mahasiswa.
Bangun tidur pagi-pagi, tak sedikit menjadi perjuangan tersendiri. Bagi sebagian orang, berat membuka mata pagi-pagi buta. Apalagi sebelum waktu subuh tiba atau waktu sahur. Tak terkecuali anak mahasiswa yang sarat kegiatan kampus. Kuliah, tumpukan tugas dan kegiatan kemahasiswaan yang mengharuskan menghabiskan waktu hingga malam. Maka urusan bangun pagi itu  menjadi "pekerjaan" yang butuh effort, sulit.
Argument di atas, bisa dimaklumi. Tapi kalau dikarenakan oleh faktor internal dirinya, emang dasarnya "pemalas"., how?
Nah terkait perilaku itu, berikut ini kisah kenangan yang membuatku geli saat mengingatnya.
Momen saat menjalani masa puasa Ramadan dengan teman-teman se-kost (mahasiswa). Sebenarnya menyenangkan. Secara seru dengan beragam tabiat yang menyenangkan sekaligus menjengkelkan.
Seperti tabiat seorang teman, yang memiliki kebiasaan suka niitp makanan. Kami mengendus alasannya karena malas ke warung untuk beli makan. Satu dua kali nitip gakpapa. Eh tapi ini hampir tiap hari.
Kebiasaan itu terbawa saat momen Ramadan dimana kebutuhan makan dilakukan saat sahur dan saat buka puasa (maghrib).
Nah ini nih, lagi-lagi kebiasaan nitip khususnya saat sahur berlanjut.
"Nitip makanan sahur ya besok. Menunya seperti biasa," begitu katanya saat selepas waktu tarawih. Alamak, bahkan rencana nitip sudah dia order, malam sebelumnya. Gak bikin keqi, gimana coba.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!