Mohon tunggu...
irfan kusnandar
irfan kusnandar Mohon Tunggu... Lainnya - Hope for the best and prepare for the worst

pengembara spiritual

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bangkitlah Sepak Bola Negeriku

5 Oktober 2022   15:23 Diperbarui: 5 Oktober 2022   15:36 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa sangka pertandingan sepakbola derby Jawa timur menjadi pertandingan "terakhir'' Liga 1 BRI minggu ini. Bahkan pertandingan el-classico Persib dan Persija yang sejatinya akan digelar pun akhirnya harus ditunda sampai waktu yang belum ditentukan, menyusul kisruh suporter aremania usai tim kesayangannya dibantai persebaya dengan skor 3-2 . 

Inilah "Hari-hari yang gelap" sebagaimana disampaikan presiden FIFA,usai menyoroti tragedi maut suporter yang menewaskan ratusan orang di stadion kanjuruhan, Malang waktu yang lalu. Banyak orang meninggal karena berdesak-desakan untuk mencari jalan keluar, akibat aparat keamanan yang menembakkan gas air mata, untuk menghalau penonton yang turun ke lapangan. Peristiwa yang mendapat sorotan tajam dari seluruh dunia ini, tentu saja laksana pukulan telak bagi pelaku sepakbola tanah air. Liga yang baru saja dimulai usai pandemi ini, harus kembali terhenti. 

Wajah sepakbola kita pun harus tercoreng oleh aksi yang menyebabkan kematian paling banyak didunia itu. Ironinya, semua terjadi di tengah kebangkitan era sepakbola modern timnas kita yang sedang naik daun. Sejumlah pertandingan internasional berhasil  dimenangkan. Terakhir raihan kemenangan mutlak timnas dalam FIFA matchday melawan curacau 2 pertemuan sekaligus, yang semakin menaikan pamor timnas di mata internasional dan mampu mendongkrak ranking FIFA.

Mentalitas insan sepakbola

Suka atau pun tidak, peristiwa di malang adalah fakta yang tak terbantahkan. Kita tidak tahu siapa yang memulai. Bukan saatnya untuk menyalahkan dan saling tuding. Biarkan tim investigasi bekerja dengan obyektif. Sehingga nantinya akan didapat hasil yang otentik, untuk selanjutnya dilakukan pendalaman tentang apa motifnya, siapa dalang sesungguhnya yang nantinya dapat terungkap. 

Sekilas jika dilihat secara kasar, tanpa maksud mendahului tim investigasi, nampaknya permasalahan sepakbola kita faktornya elebih kepada masalah mindset. Dan itu harus terus dibenahi. Bukan hanya mereka para pemain, pelatih dan official saja yang langsung terlibat di lapangan,melainkan para pecinta sepakbola atau suporter secara keseluruhan. 

Sepak bola saat ini sudah  menjadi bagian dari industri. Sehingga sedianya sepakbola adalah merupakan sebuah event yang diselenggatakan agar mampu memberi keuntungan semua pihak yang terlibat mulai dari pemain, panitia pelaksana, klub, hingga penikmat sepakbola sebagai sebuah tontonan. Karena sepakbola adalah bagian dari sebuah industri,maka sepakbola seperti barang yang bisa dikemas sedemikian rupa dan bisa dijual belikan yang dapat menghasilkan keuntungan. 

Kita lihat misalnya bagaimana duel; duel laga sebagai " dagangan" La Liga, el-Classico, yang menghadirkan dual laga Barcelona vs Real Madrid. lalu Derby kota London, itu narasi jualan yang bernada rivalitas kompetitif, tanpa ada unsur kebencian. Para fans sadar benar, bahwa kecintaannya kepada club tidak mesti menjadi anarkis, manakala timnya menelan kekalahan. Karena ini hanya akan merugikan semua pihak. 

Dari sinilah kalau semua sadar, bahwa sepakbola menjadi sarana hiburan yang menyenangkan. GOcekan  para pemain di lapangan melewati beberapa pemain, serta alur serangan hasil skema racikan pelatih, laksana orkestrasi musik yang semakin menambah keindahan pertandingan tersebut. Ini adalah soal pola pikir. Mereka yang memliki pola pikir jernih dari masing- , sadar dengan keadaannya, tentu akan berpikir bijaksana, paham apa yang mesti dan tidak mesti dilakukan kaitan dengan sepakbolanya. Seorang pemain misalnya yang pekerjaannya "merumput", tentu dia tidak akan mau berbuat anarkis kepada pemain lainnya. Sebab dunianya memang disitu. Begitu juga Pelatih. 

Dia tidak akan memberi instruksi yang bisa mencederai atau bertindak kasar kepada tim lawan. Rivalitas memang harus. Tapi ini bukan permusuhan. Ini adalah soal persaingan sehat menjadi yang terbaik di lapangan. Demikian juga dengan penonton. Mereka yang punya mental yang sehat dan bagus, tentu tidak akan bertindak anarkis dan melukai siapapun manakala tim kesayanganya menelan kekalahan.

Memiliki mentalitas yang baik, tentu bukan perkara mudah dan instan. Namun itu juga bukan perkara yang sulit. Kesadaran bahwa akan ada selalu kemenangan dan kekalahan, ada tim yang menang dan ada yang kalah adalah hal yang biasa dalam sebuah game. Diperlukan jiwa yang besar dan lapang. Korban yang berjatuhan banyak dari kalangan anak muda. Itu artinya, banyak dari generasi emas kita yang belum dibina mentalitasnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun