Mohon tunggu...
RAFIU DARAJATMUSLIM
RAFIU DARAJATMUSLIM Mohon Tunggu... Mahasiswa - TARUNA PKTJ TEGAL

Suka olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Indonesia Calling" Perjuangan Kemerdekaan Bangsa Indonesia di Australia

29 November 2022   16:05 Diperbarui: 29 November 2022   16:08 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia Calling merupakan koleksi dari National Film & Sound Archive of Australia. Film Indonesia Calling merupakan persembahan dari The Waterfront Unions of Australia.

Indonesia dan Australia adalah dua negara di Pasifik yang terhubung oleh rute perdagangan dan penemuan. Perang memutuskan hubungan laut antara Indonesia, namun setelah perang tersebut terdapat salah satu kapal yang berlayar yaitu Esperance Bay. 1400 warga Indonesia meninggalkan Australia menuju Jawa dengan Esperance Bay, dengan mendapat jaminan dari pemerintah Australia, mereka tidak akan mendarat di pelabuhan yang dikuasai oleh Belanda. Seorang pejabat Australia ikut pergi bersama mereka, untuk memastikan jaminan tersebut. Esperance Bay berlayar pada suatu hari di bulan Oktober pada saat itu. Sebelum kapal berlayar, EV Elliot mewakili gabungan perserikatan buruh Australia memberikan bendera Merah Putih kepada warga Indonesia yang akan berlayar ke Jawa, sebagai simbol dukungan para pekerja Australia dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Di Australia, warga Australia mengenal bangsa Indonesia dengan baik. Bertahun tahun bangsa Indonesia tinggal di Australia sebagai penduduk kota dan teman warga Australia. Indonesia dan Australia sama sama memiliki sungai, ladang, dan sawah, namun ada satu yang tidak dimiliki Indonesia sebelum perang, sesuatu yang di perjuangkan Indonesia dengan pihak sekutu yaitu kemerdekaan.

Pada saat dibacakan nya proklamasi yang disiarkan melalui radio, warga Indonesia mengulang lagi sumpah yang diucapkan oleh anak bangsa di seluruh dunia, sebuah sumpah kesetiaan, yang berisi “Kami tidak akan gentar dibawah penindasan Belanda, kami siap mengorbakan jiwa kami demi kemerdekaan, dengan tulus hati, kami mengucapkan sumpah kami”. Pada saat mlamnya Bangsa Indonesia yang di Australia merayakan kemerdekaan dengan tarian ksatria dan putri kerajaan, meskipun dalam pengasingan, mereka tidak lupa terhadap kebudayaan leluhur. Pada pagi harinya 72 juta warga Indonesia mengucapkan sumpah untuk membela kemerdekaan.

Sekarang perang telah usai, bangsa Indonesia ingin kembali ke Indonesia untuk mengambil kembali keuntungan keuntungan yang telah dikeruk oleh Belanda, tetapi hal tersebut memerlukan kapal. Kapal kapal tersebut berada di Brisbane, Sydney, dan Melbourne. Kapal untuk mengangkut prajurit dan mengangkut senjata untuk merebut kembali Indonesia. Pelaut Indonesia mengatakan “Tidak”, para pelaut Indonesia Tidak mau bekerja untuk kapal mereka, karena mereka tidak mau bekerja untuk kapal yang  mengangkut senjata untuk melawan bangsa Indonesia, bangsa mereka sendiri.

Akhirnya mereka meninggalkan kapal itu, meninggalkan dermaga, meninggalkan kantor kantor, para prajurit menolak untuk bertugas. Perlu keberanian untuk melawan penjajah di negara asing. Mereka bergabung dengan para pekerja pelabuhan Australia di dermaga, dimana kapal besar sedang menunggu. Berita tersebut menyebar, dan para pekerja berdatangan dari dermaga lain untuk mendengarkan, akhirnya menjadi pertemuan umum yang tidak di rencanakan, disanalah warga Australia menyatakan suara mereka, pelaut Indonesia tidak diperbolehkan membentuk perserikatan sampai mereka tiba di Australia. Warga Australia akan membantu mengoordinir mereka dan tidak akan membuat mereka kecewa.

Sesuatu telah terjadi di dermaga, yang membuat perbedaan besar bagi kehidupan Negara Republik Indonesia, kapal Belanda yang katanya mengangkut bantuan kemanusiaan ternyata mengangkut senjata. “Perang telah usai, pulanglah” itu merupakan kata kata Mr Chifley, Perdana menteri Australia. Australia mendukung Indonesia merdeka. Namun Belanda tidak mau menerima kenyataan tersebut. Kapal kapal tidak mau bergerak dari dermaga.

Kemerdekaan bagi orang orang Pasifik. Orang orang telah beraksi dan kini tiba saatnya suara dari para pemimpin yang mendukung prinsip dari Pacific Charter. Pandit Nehru dan Jinnah dari India, Manuilsky dan Vishinsky dari Uni Soviet, dan President Romulo dari Filipina, memprotes penggunaan pasukan bersenjata untuk menekan bangsa Indonesia. Dalam Pertemuan besar di Domain, seorang serdadu kembali melaporkan bahwa bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia dapat memimpin negaranya sendiri. Jan Wilanda mengucapkan terima kasih atas nama bangsa Indonesia kepada Australia. Tanpa bantuan Australia menahan kapal kapal Belanda, Republik Indonesia mungkin telah dihancurkan.

Di kantor Perserikatan Pelaut Indonesia, Max Sekantu dan Tukliwan memeriksa kapal kapal yang tidak jadi berlayar, ternyata ada satu kapal yang berhasil lepas, yang membawa awak kapal India, namun orang orang India tersebut kembali. Mereka melakukan perayaan di sudut jalan terdekat. Perwakilan Indonesia berterima kasih atas tindakan gagah berani saudara India untuk mendukung perjuangan bangsa Indonesia. Para pelaut India meninggalkan kapan Belanda yang mengangkut sejata untuk menghancurkan Republik Indonesia.

Sekretaris Jenderal Waterside Worker Federation, Jim Healey mengatalan “Selama perang ini prinsip Atlantic Charter yang di deklarasikan oleh Inggris dan Amerika yang Disetujui oleh Russia, prinsip prinsip tersebut harus diterapkan di kawasan Pasifik dan terutama untuk Bangsa Indonesia. Bangsa ini berjuang dengan kita selama perang melawan fasisme di kawasan Pasifik, dan kita bangsa Pasifik, Cina, Amerika, Russia, Australia, Selandia Baru, India bersama dengan bangsa Indonesia akan melakukan dengan segala kemampuan kami untuk menghancurkan usaha Imperialisme Belanda”.

Pelaut Cina telah menggalang dana untuk bangsa Indonesia sebesar 1100 Ponsterling. China harus mendukung bangsa yang tertindas untuk mencapai kemerdekaan mereka. Oleh sebab itu Cina mendukung pergerakan nasional Indonesia. Selesai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun