Mohon tunggu...
Muhammad Rafiq
Muhammad Rafiq Mohon Tunggu... Jurnalis - Bersahabat dengan Pikiran

Ketua Umum Badko HMI Sulteng 2018-2020 | Alumni Fakultas Hukum Universitas Tadulako | Peminat Hukum dan Politik | Jurnalis Sulawesi Tengah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Belajar Bersumpah

7 November 2017   05:38 Diperbarui: 7 November 2017   05:42 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://2.bp.blogspot.com

Bahkan tidak satu pun manusia yang luput dari bersumpah. Sejak 89 tahun ini, semua orang sudah tahu dan sering kali  bersumpah dihadapan manusia lain. Tapi, banyak orang yang lupa kenapa harus bersumpah, demikian dengan dirinya digenerasi masa kini.

Mereka dahulu rutin mengadakan upacara sampai pesta perayaan HUT dengan ragam agenda. Belum pernah ada dari mereka yang menghitung, berapa kali ia mengucapkan sumpah selama hidupnya, tetapi dapat dipastikan tidak pernah absen. Kalau pun ada yang mengingatnya, yang terucap hanyalah, "Oh, tanggal 28 oktober, sumpah lagi?", dan akan selalu ditanggapi kembali dengan, "Iya, kita bersumpah lagi, tahun depan juga begitu lagi!"

Begitulah mereka yang sedang beajar bersumpah. Tentu, mereka sendiri tidak tahu apa arti sumpah ini, mereka hanya tahu bagaimana menanggapinya dengan sumpah dan sumpah, dan setiap kali menyadarinya dengan selalu bersumpah lewat teks-teks. Tidak sedikit dari mereka berucap dengan lantang sampai tenggorokan kering, dan sering kali tersadar tidak ada pengganti selain mereka. Catatan sejarah juga berkata begitu.

"Fiiuuhhh, panas."

"Huuhh, lama sekali selesai."

"Kita harus bangkit memperbaiki bangsa ini, semuanya sudah kacau balau"

Begitulah kalimat saat mereka beramai-ramai berada dibawah panas terik matahari hanya untuk bersumpah. Sementara yang lain, dibawah pohon sekitar lapangan sibuk menertawakan teman sendiri yang rela berpanas-panasan demi meraih kesempatan bersumpah. Bisa saja, mereka ini bersumpah di bawah pohon, biarkan semut merah menjadi saksi atas sumpah mereka.

Semua wartawan berkumpul mengabadikan moment pengambilan sumpah, ajudan para petinggi negara juga sibuk mengambil foto atasannya dengan alasan momentum pengambilan sumpah. Di tengah panas terik matahari, sumpah pun dilantangkan dengan keras penuh dedikasi. Mereka pun menjawabnya dengan beringas, seperti mau memakan kertas berisi sumpah dan seketika menjadi seolah-olah pahlawan melahap semua masalah yang ada di negeri ini.

Satu, Kami....... bersumpah !!!

Dua, kami ..... bersumpah!!!

Tiga, kami..... bersumpah!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun