Mohon tunggu...
Rafi Kusuma
Rafi Kusuma Mohon Tunggu... Aktor - Something not knowing in formal

I wasnt a writter

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Musik Jadul Itu Enak? Kita Cari Tahu Jawabannya!

15 September 2020   21:37 Diperbarui: 15 September 2020   21:51 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.co.uk/marycecilia2405

Mungkin telah banyak orang beranggapan bahwasannya musik jadul itu memang memiliki daya tarik tersendiri (Bagi yang belum lahir di era itu.) Namun masih banyak yang keliru bahwa musik lawas itu bukan sekedar ungkapan lirik melalui nurani saja. Melainkan terdapat sesuatu yang membuat musik itu benar-benar dapat dinikmati oleh khalayak. Atau easy listening. 

Kita akan sejenak kembali ke dekade 50an musik di era ini masih amat melankolis sekali, karena instrumen yang di pakai antara lain violin dan saxophone. Namun belum terjamah modernisasi. Seperti jenis musik tiga dekade kemudian, dimana terdapat genre baru yaitu eletronic pop. 

Namun unsur klasik itu belum terlepas mengapa? Karena segala sesuatu yang poetry atau puitis sangat dekat dengan musik klasik kita sebut sebagai orchestra seperti di era Beethoven, Pachelbel dan Mozart. Di era 70an pun musik groovy identik dengan saxophone dan flute kita dapat menjumpainya pada Instrumental Angela dari Bob James.

Ketika itu midi belum digunakan sebelum 1983. Semua instrumen pun asli dimainkan satu persatu tak ada plug in. Maka semua itu tidaklah terlepas dari unsur klasik. 

Masuk ke tahun 80an dimana disco menjadi awal majunya perkembangan industri musik kala itu, (juga memiliki pengaruh kepada musik modern saat ini.) Katakanlah Michael Jakson. Kita pun dapat menemukan instrumen berupa biola atau violin. Contohnya pada lagu dont stop til you get enough.

Saxophone di lagu careless whisper, semua lagu hampir kita temui violin ataupun biola. Namun hal ini berbeda dengan era sekarang kita jarang menemukan flute ataupun violin dalam lagu modern? Kenapa karena komputer sudah membawa semua instrumen itu secara bersamaan dalam satu plug in. Kita kembali ke awal mengapa musik jadul itu enak? 

Mungkin jawaban yang tepat kali ini ialah unsur klasik itu tidak hilang setelah dekade 50an hingga 80an. Ibaratnya orchestra masih diikut sertakan dengan kondisi industri musik ketika itu, hampir semuanya tidak hanya pop saja. Kecuali hard rock. Kita sebut itu sebagai clasical modern. Era ini jazz cukup berperan seperti layaknya progresive rock yang membaur dalam berbagai genre, antara lain jazz,rock,pop dll. 

Maka semua itu dapat di simpulkan bahwasannya sepanjang modernisasi pop culture, unsur musik klasik itu masih diikut sertakan. Apalagi kebanyakan lagupun masih puitis dan di dukung oleh seniman yang kompeten. 

Secara tidak sadar unsur orchestra (read/musik klasik.) itu melekat kepada akulturasi (read/berbagai macam budaya musik.) yang ada dalam beragam jenis (read/genre.) musik itu sendiri.

Kita memang tak memiliki mesin waktu namun kita dapat bernostalgia ataupun berperan dalam musik itu sendiri, jika musik modern dapat dibuat easy listening maka buatlah musik itu seperti apa yang sebelumnya pernah melengkapi keseharian kita di era dulu. Yaitu kesederhanaan dan keterbukaan kita, terhadap apa yang terjadi di society saat ini. Chill out...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun