Mohon tunggu...
Rafif Firjatullah
Rafif Firjatullah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pacitan, Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ekspresi Seorang Pahlawan Raden Saleh

13 November 2021   19:22 Diperbarui: 13 November 2021   19:37 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pahlawan nasional adalah sosok yang sangat menginspirasi bagi bangsa Indonesia, dikarenakan perjuangannya yang telah mempersatukan Indonesia dan berjuang untuk membuat Indonesia merdeka dari belenggu penjajahan oleh kaum asing. Keinginan bersama yang tumbuh dari perasaan seperjuangan untuk hidup secara bebas dan merdeka, tidak lagi dijajah oleh negara lain. Hidup dalam berbagai suku bangsa dan bahasa yang disatukan oleh bhineka tunggal ika.

Salah satu sosok pahlawan nasional Indonesia yang menginspirasi yaitu Raden Saleh. Berbeda dari pahlawan nasional Indonesia kebanyakan yang berjuang memerdekakan Indonesia melalui peperangan secara fisik melawan penjajah, maka sebaliknya Raden Saleh adalah pahlawan nasional yang berjuang melalui karyanya yang kritis.

Raden Saleh Sjarif Boestaman atau yang lebih dikenal sebagai Raden Saleh adalah pelopor aliran romantisme sekaligus pelukis modern pertama dari hindia-belanda pada saat itu, yang sekarang bernama Indonesia. Raden Saleh berasal dari keluarga bangsawan keturunan Arab dan Jawa yang lahir pada tahun 1807 di Semarang. 

Pada usia 10 tahun, Raden Saleh sudah diserahkan oleh pamannya yang merupakan seorang Bupati Semarang, kepada orang orang Belanda yang merupakan atasannya di Batavia, yang sekarang bernama Jakarta. Kegemaran Raden Saleh di bidang seni mulai menonjol pada saat beliau bersekolah di sekolah rakyat. Dengan keramahan beliau dalam bersosialisasi, memudahkan beliau untuk masuk ke dalam lingkungan Belanda.

Begitu tekunnya Raden Saleh mendalami ilmu tentang seni. Pada dua tahun pertama di Eropa, Raden Saleh belajar teknik mencetak menggunakan batu dan memperdalam bahasa Belanda. Lima tahun pertama, beliau belajar melukis potret dan tema pemandangan dari orang-orang yang berpengaruh pada seni orang belanda pada masa itu. 

Berkat ketekunan yang dimilikinya, beliau berkesempatan memamerkan karyanya di Den Haag dan Amsterdam. Wawasan seninya makin berkembang seiring kekaguman beliau pada karya tokoh romantisme seorang pelukis legendaris yang berasal dari Perancis. 

Pengembaraan di benua Eropa berakhir di tahun 1951 ketika beliau pulang bersama istrinya yang merupakan wanita Belanda kaya raya. Pada tahun 1867, beliau menikahi gadis keluarga bangsawan keturunan kraton Yogyakarta. Dapat disimpulkan bahwa Raden Saleh mempunyai hubungan yang cukup dekat dengan pemerintah kolonial Belanda dan beliau telah tinggal dan bekerja di Eropa selama 20 tahun lamanya.

Romantisme muncul dalam lukisan-lukisan Raden Saleh yang mengandung paradoks. Lukisannya dengan jelas menampilkan ekspresi dan pesan yang tersirat adalah bukti Raden Saleh seorang romantisis. Raden Saleh percaya pada idealisme kebebasan dan kemerdekaan sehingga beliau menentang penindasan.

Karyanya yang terkenal yaitu berjudul “Penangkapan Pangeran Diponegoro” pada tahun 1857. Perang berakhir pada saat Pangeran Diponegoro diundang pihak Belanda untuk melakukan perundingan damai dan kemudian Pangeran Diponegoro dijebak, ditangkap, dan diasingkan oleh pihak Belanda.

Karena lukisan tersebut merupakan momen bersejarah kemenangan Belanda, maka tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan. Seperti gaya melukisnya yaitu romantisme, yang menghadirkan ekspresi seorang pelukis pada lukisannya. Raden Saleh mencoba menuangkan ekspresinya pada lukisan tersebut yang mengkritik pemerintah kolonial Belanda yang kejam dan licik. 

Dapat dilihat pada lukisannya semua perhatian tertuju pada Pangeran Diponegoro, yang menggambarkan bahwa Pangeran Diponegoro tidak tergantikan. Motif Raden Saleh yang tertuang dalam lukisan ini adalah seolah-olah untuk membalas dengan karya terhadap lukisan Nicolaas Pineman berjudul “Menyerahnya Pangeran Diponegoro kepada jenderal De Kock” yang juga mengabadaikan momen bersejarah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun