Mohon tunggu...
Rafi Farrel Hildansyah
Rafi Farrel Hildansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta

saya adalah seorang yang menggemari dunia internasional, khususnya konflik kontemporer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Nuklir: Mahakarya atau Malapetaka?

10 Mei 2023   01:42 Diperbarui: 10 Mei 2023   01:42 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

SIAPA PENEMU NUKLIR DAN BOM ATOM?

Julius Robert Oppenheimer, merupakan fisikawan AS lahir pada 22 April 1904. Beliau merupakan penemu bom nuklir dan sering dikenal sebagai "bapak bom atom". ketertarikan beliau terhadap termodinamika di usianya yang menginjak 18 tahun, membuat beliau terjerumus lebih dalam ke sesuatu yang dia sesali di kemudian hari. Tahun 1924, Oppenheimer diterima di Universitas Cambridge dengan mendalami fisika teoritis dan beliau semakin terjerembab pada bidang fisika. Kolega beliau menyebut bahwa Oppenheimer dilabeli ilmuwan gila dikarenakan obsesinya terhadap fisika, bahkan tak jarang beliau lupa makan dan tidur karena sibuk bekerja serta belajar fisika. Kemudian beliau melanjutkan studinya di Universitas Gottingen, salah satu universitas terbaik dengan fokus studi fisika dan berhasil meraih gelar PhD pada tahun 1927 setelah menyelesaikan tesisnya yang berjudul Zur Quantentheorie Kontinuierlicher Spektren (Teori Kuantum Spektrum Kontinu).

Kejeniusan Oppenheimer membuat pemerintah Amerika Serikat merekrut beliau dalam projek Manhattan, merupakan proyek yang mengembangkan bom atom. Laboratorium Los Alamos merupakan tempat beliau mengembangkan bom atom berkekuatan maha dahsyat yang ada pada saat itu. Bom atom tersebut diujicobakan di New Mexico yang dikenal sebagai Trinity Test. Penyesalan Oppenheimer dimulai pada saat melihat ledakan bom tersebut. Beliau segera menyesali temuannya ketika bom atom tersebut dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia II.

Dalam satu wawancaranya, dia menjuluki dirinya sendiri sebagai "Penghancur Dunia", yang saya rasa julukan tersebut ambigu. Pada satu sisi, Nuklir menyajikan banyak manfaat, seperti pembangkit listrik serta bahan bakar yang efisien dibanding bahan bakar lainnya.  Julukan yang disematkan oleh dirinya sendiri berdasarkan perspektif dirinya dalam melihat dunia pada saat itu. Bom atom bisa menjadi pembeda dalam peperangan walaupun sangat destruktif dan bersifat genosida.

DAMPAK POSITIF DARI NUKLIR

Kacamata fisikawan pada saat ini sudah mulai terbuka, penggunaan nuklir kini tidak hanya menjadi senjata. Ilmuwan telah melakukan riset untuk menemukan nilai guna dari materi ini, seperti pembangkit listrik; reaktor nuklir dapat menghasilkan listrik dengan efisiensi yang tinggi meskipun dengan resiko yang cukup tinggi ketika mengalami kebocoran. Material ini dapat membantu mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi tak terbarukan seperti batu bara dan minyak bumi serta dapat membantu mengurangi emisi gas karbon yang mengakibatkan pemanasan global. Selain itu, baru-baru  ini ilmuwan menemukan bahwa nuklir bisa mendeteksi penyakit; teknologi nuklir digunakan dalam berbagai aplikasi medis, seperti untuk mendeteksi kanker dan gangguan jantung. Isotop radioaktif dapat ditemukan dalam beberapa obat-obatan dan digunakan dalam terapi radiasi untuk mengobati beberapa jenis kanker. kemudian ada manfaat lainnya seperti pembuatan material; nuklir dapat digunakan untuk menguji kekuatan material, seperti baja dan beton, kebanyakan digunakan dalam pembuatan sistem perapian kapal ruang angkasa, teleskop ruang angkasa, bahkan bisa menjadi sumber utama di stasiun ruang angkasa.

DAMPAK NEGATIF DARI NUKLIR

Ketika membicarakan positif, disitu pula terdapat hal negatif dalam penggunaan nuklir. beberapa yang dapat saya jabarkan seperti risiko keselamatan: Reaktor nuklir dapat berpotensi mengalami malfungsi atau kerusakan yang dapat mengancam keselamatan manusia dan lingkungan. Kita tidak dapat memastikan bahwa semua reaktor nuklir akan selalu aman, dan kecelakaan Chernobyl dan Fukushima merupakan contoh tragis dari risiko yang terkait dengan peristiwa kerusakan reaktor nuklir. lanjutan dari efek yang pertama, efek selanjutnya adalah kerusakan lingkungan; berkaca pada peristiwa Chernobyl dan Fukushima, dapat saya simpulkan bahwa reaktor nuklir yang meledak akan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang sangat parah. Chernobyl menjadi saksi bisu dimana ratusan ribu orang terkena radiasi langsung nuklir dan lingkungan serta makhluk hidup disana mengalami kerusakan yang signifikan, bahkan beberapa ahli fisikawan menyebut Chernobyl tidak bisa ditempati manusia setidaknya selama 3.000 tahun ke depan. Selanjutnya ada limbah nuklir: Penggunaan energi nuklir menghasilkan limbah nuklir yang sangat berbahaya dan sulit untuk dikelola. Limbah nuklir tersebut dapat memiliki efek jangka panjang terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, dan akan tetap berbahaya selama berabad-abad bahkan hingga ribuan tahun ke depan, maka dari itu ketika membuat reaktor nuklir, kita juga harus mempunyai pengolahan limbah nuklir agar tidak membahayakan diri sendiri dan lingkungan. Kemudian proliferasi nuklir: teknologi nuklir juga dapat disalahgunakan untuk membuat senjata nuklir, dan penyebaran senjata nuklir dapat memiliki dampak yang sangat merusak bagi perdamaian dan keamanan dunia. Hal ini juga diungkapkan oleh Paul Ehrlich dan kolega dalam artikelnya yang berjudul Long-Term Biological Consequences of Nuclear War dalam jurnal Science Volume 222, Nomor 4630, disana disebutkan beberapa konsekuensi yang diterima bumi ketika terjadi perang nuklir, seperti temperatur bumi menurun, hilangnya cahaya matahari, serta radiasi Ultraviolet yang sangat tinggi.

KONKLUSI

Menjawab pertanyaan judul artikel, menurut saya pribadi nuklir pada saat ini digunakan untuk memajukan peradaban bukan untuk memicu peperangan. Nuklir memberikan ruang untuk mempelajari struktur atom yang rumit serta memungkinkan penjelasan fenomena yang ada di dunia ini. Ketika melihat dunia yang sedang damai pada saat ini, para ilmuwan sedang menciptakan inovasi yang brilian dalam berbagai aspek kehidupan, terutama di bidang kesehatan dan energi. Mungkin ada beberapa narasi yang menyebutkan bahwa Korea Utara dan Iran sedang menyiapkan senjata nuklir untuk peperangan. Tetapi menurut saya justru Korea Utara dan Iran sedang mengalami Security Dilemma dimana negara tetangganya bersekutu dengan Amerika Serikat yang notabene musuh kedua negara tersebut. Nuklir mungkin menjadi satu-satunya cara agar AS dan sekutunya tidak macam-macam dengan Korea Utara dan Iran. Maka dari itu dibuatlah Non-Proliferation Treaty yang mengatur kerjasama antar negara yang memiliki nuklir untuk digunakan sebagai alat promosi kedamaian dunia serta mencegah penyebaran senjata nuklir.

Tentang Penulis: Rafi Farrel Hildansyah merupakan mahasiswa aktif Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan FISIP dengan Program Studi Ilmu Hubungan Internasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun