Mohon tunggu...
Rafid LeoPratama
Rafid LeoPratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Seorang Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Metode Penanggulangan Aflatoksin Rempah Guna Meningkatkan Nilai Ekspor

27 Juli 2021   10:00 Diperbarui: 27 Juli 2021   10:32 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Karbondioksida merupakan komponen yang mempengaruhi produksi aflatoksin dalam suatu komoditas tanaman. Dharmaputra (2002)   telah melakukan studi untuk mengetahui efek karbondioksida terhadap produksi aflatoxin pada komoditas jagung.  Penelitian dilakukan dengan  menyegel stok jagung  dan kemasannya yang diberi penambahan karbondioksida, dengan waktu simpan  bervariasi antara 10 hari sampai 4 bulan. 

Sebagai perbandingan, ditambahkan perlakuan kontrol dengan cara penyegelan yang sama, namun tidak diberi perlakuan karbondioksida dan tidak disegel kemasannya.  Setelah dilakukan pengamatan, didapatkan hasil bahwa produksi aflatoxin jagung yang dikemas dan diberikan perlakuan karbondioksida jauh lebih rendah dengan perlakuan kontrol. Ini membuktikan bahwa jika karbondioksida mampu mengurangi produksi aflatoksin pada jagung, maka kemungkinan besar akan berdampak pula pada rempah.

Fosfin juga telah diuji kefektifitasannya terhadap produksi aflatoksin. Penelitian yang telah dilakukan oleh Dharmaputra (2002)  bertujuan untuk mengamati pertumbuhan miselium  kultur murni A. flavus dan juga aflatoksin yang dihasilkan. 

Konsentrasi fosfin yang dipakai adalah 0,5; 1,5; 2,5; dan 3,5 mg/L. Hasil menunjukkan bahwa fosfin dengan konsentrasi tertentu mampu mengurangi pertumbuhan miselium A. flavus dan juga aflatoksin yang dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi fosfin yang ditambahkan, maka pertumbuhan miselium A. flavus akan semakin berkurang, begitupula dengan kadar aflatoksinnya. Oleh karena itu, fosfin juga mampu mengurangi kadar aflatoksin pada kultur murni, sehingga juga memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan aflatoksin.

Kadar air adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan A. flavus atau A. parasiticus dan juga aflatoksin yang dihasilkan. Jika kadar air pada suatu komoditas rempah tinggi, maka akan  berpengaruh  terhadap pertumbuhan jamur berbahaya.Hal ini dapat  mengakibatkan komoditas sudah tidak bisa dikonsumsi lagi akibat toksin yang terkandung, dan juga penampakan rempah yang sudah ditumbuhi jamur.

Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelebihan kadar air pada rempah adalah pengeringan.  Pengeringan dapat dilakukan dengan cara tradisional atau dengan menggunakan alat pengering. Sembiring et al  (2017), menuturkan bahwa pengeringan pada  biji batok pala dan biji pala kupas. Pengeringan kedua bagian pala ini diterpakan agar pala yang diekspor memenuhi standar.

Pengemasan kedap udara juga berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur A. flavus atau A. parasiticus dan juga aflatoksin yang dihasilkan. Dharmaputra (2002) telah melakukan suatu penelitian mengenai aflatoksin dengan menyimpan jagung yang sudah beracun dalam kemasan kedap udara. Jagung dikemas dalam  tas polyethylene dengan kondisi kedap udara dan disimpan selama kurang lebih enam bulan.  

Sebagai perbandingan, dilakukan juga perlakuan kontrol tanpa melalui proses pengedapan udara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah aflatoksin yang dihasilkan pada jagung yang dikemas secara kedap udara memberikan dampak penurunan yang signifikan terhadap produksi aflatoksin. Ini membuktikan bahwa kondisi kedap udara juga dapat mempengaruhi produksi aflatoksin pada rempah.

Kesimpulan

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

  • Program pascapanen rempah yang diperhatikan dengan baik oleh petani dan pengelola komoditas pertanian akan dapat mengurangi cemaran aflatoksin pada rempah.
  • Tingginya karbon dioksida akan menghambat pertumbuhan A. flavus dan juga aflatoksin yang  dihasilkan.
  • Kadar fosfin yang tinggi juga akan menghambat jumlah aflatoksin yang dihasilkan
  • Pengeringan juga menghambat pertumbuhan jamur penghasil aflatoksin dikarenakan kadar air sebagai faktor pertumbuhannya dihilangkan.
  • Kemasan yang kedap udara juga membantu menghambat pertumbuhan jamur penghasil aflatoksin

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun