Mohon tunggu...
Rafi Akbar
Rafi Akbar Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis yang Kurang berpengalaman

Saya adalah siswa pemalas, dah itu aja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menangkal Hoaks Itu Mudah

31 Oktober 2019   15:04 Diperbarui: 31 Oktober 2019   15:41 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di era digital seperti ini saya rasa kabar hoax atau kabar palsu sulit dikontrol. Dari topik yang berhubungan politik, suku, ras dan lain-lain sangat mudah menyebar. Hal ini lumrah jika melihat bahwa manusia lebih 'responsif' terhadap berita yang mengancam dirinya atau kelompoknya. Namun yang jadi pertanyaan apakah solusi yang pas untuk menindak penyebar hoax? Memang sulit rasanya.


Berita bohong sendiri dari dahulu memang sudah ada namun penyebarannya yang masih terbatas. Mengingat internet dahulu sangat lambat. Dan yang mudah menyebar ya kalau tidak dari TV ya dari kalangan influencer zaman dahulu.

 

Nah, untuk sekarang penyebar hoax sudah dengan mudahnya menyebar hoax dengan pesan berantai Whatsapp atau membuat konten yang memprovokasi massa internet. Inilah yang membuat kabar hoax mudah tersebar. Kita memang tidak bisa memusnahkannya, tapi kita bisa untuk menghindarinya atau setidaknya menghambat penyebaran hoax itu sendiri.

 

Pertama, kabar hoax sering dikirim di Grup Whatsapp terutama di WA keluarga. Hal yang bisa kita lakukan adalah bersifat skeptis dan tidak langsung menyebarkan ulang pesan berantai tersebut. Dan juga jangan ditanggap secara negatif terutama pada pesan berantai yang berisi tema politik. Tentu hal ini dapat memicu perkelahian.

 

Kedua, penyebar hoax dan penerus pesan berantai biasanya menghabiskan 1/3 harinya hanya untuk membuka sosmed. Kenapa? Mereka tidak ada kegiatan lain didunia nyata, bisa dikatakan mereka tidak punya kehidupan nyata jadi untuk menghibur dirinya mereka menghabiskan waktu di sosmed berjam-jam. Dan juga hidup mereka 'stuck' disitu aja dan kerjaannya hanya mengeluh. Nah jika melihat orang yang selalu update status tentang berita yang bersifat provokatif setiap jam. Bisa jadi mereka kurang wawasan dan sembarangan untuk membagikan berita. Yang penting mereka setuju isinya, tanpa mempertimbangan efek kedepannya. Kita bisa un-friend orang seperti ini, jika perlu diblock saja supaya kamu tidak terpengaruh dan terpancing amarah karena kamu melihat positngan dia.

 

Ketiga, jika tidak ada keperluan disosmed, mengapa anda buka sosmed? Coba untuk mendetox dirimu. Jauhkan dirimuu dari sosmed. Sehari saja kamu tidak buka sosmed dan tidak mendengar kabar palsu lagi. Saya jamin hidupmu serasa, gimana ya,, lebih bahagia. Kamu juga tidak iri jika ada teman yang positng liburan dan barang mewah mereka.

 

Keempat, sibukkan dirimu ke aktifitas yang positif. Penyebar hoax sudah fixed mindset yang artinya mereka percaya kemampuan mereka adalah mereka yang sekarang. Padahal jika kita melihat analogi jikejar anjing, dalam kesulitan pun justru lari kita lebih kencang dari biasanya. Itu berarti jika terus dilatih maka kemampuan kamu akan terus bekrembang. Kalau penyebar hoax biasanya cuman bisa mengeluh disosmed tentang masalah mereka.

 

Sekali lagi, kita tidak bisa untuk mehilangkan kabar bohong dari muka bumi ini. Langkah yang harus kita lakukan adalah tidak menghiraukannya, bersikap skeptis atau tidak mudah percaya tentang berita yang kita baca sebelum kita keahui kebenarannya. Bijak untuk memposting apapun disosmed. Apapun yang kamu posting disosmed itu sudah menjadi milik publik. Dan jika sudah milik publik tentu sudah menjadi resiko untuk menjadi masalah dikemudian hari. Dan kalau bisa anda jangan membuka sosmed jika tidak ada kepentingan. Detox dari sosmed adalah solusi yang paling ampuh untuk menjauhi kabar bohong. Anda juga akan lebih bahagia tanpa iri dengki terhadap hidup teman anda yang follow.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun