Mohon tunggu...
Rafi DwiPamungkas
Rafi DwiPamungkas Mohon Tunggu... Musisi - hobi

saya adalah seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Seorang Konten Kreator

23 Juni 2021   22:47 Diperbarui: 23 Juni 2021   23:06 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

REVIEW "MENJADI SEORANG CONTENT CREATOR"

 

Hai guysss,,, bagaimana kabarnya? Semoga pandemi ini cepat berlalu agar kita bisa melakukan aktivitas seperti biasanya lagi. Baikk, sebelum saya menjelaskan begitu dalam mengenai review "menjadi seorang content Creator, saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Okeyy, perkenalkan saya rafi dwi pamungkas, saya lahir pada tanggal 17 Desember tahun 2000, hobby saya adalah bermain musik dan motor, saya berasal dari pekalongan (jawa Tengah). Saya adalah mahasiswa dari Universitas Ahmad Dahlan yang berada di Yogyakrta, saya kuliah di Universitas Ahmad Dahlan mengambil program studi yaitu Ilmu Komunikasi. Mengapa saya memilih program studi Ilmu Komunikasi, karena saya ingin belajar lebih mendalam lagi tentang perfilm an, makanya saya ambil mata kuliah jurusan broadcasting. Demikian perkenalan singkat dari saya, sekarang saya akan sedikit membahas tentang review "menjadi seorang content creator". 

Ditengah-tengah kemajuan teknologi seperti ini, seorang content creator ataupun individu lainnya kini hendak berlomba-lomba untuk membuat konten yang menarik dan yang pastinya bermanfaat bagi yang menontonnya, baik melalui tulisan, karya, foto, maupun mereview suatau barang. Melalui konten yang ingin disampaikan tersebut, seorang pemilik akun biasanya memiliki maksud terselubung dalam kontennya seperti keinginan untuk memotivasi para viewers yang berada dalam keterpurukan atau kegalauan, entah masalah pribadi maupun masalah percintan, konten tentang edukasi, konten yang berisi tentang tutorial cara membuat sesuatu, ataupun tutorial yang lainnya. 

Dan juga ada yang konten isinya hanyalah mencari ketenaran semata, seperti halnya memamerkan harta benda yang ia miliki, ada juga konten yang berisi hujatan atau sindiran untuk orang lain secara langsung dan disertakan kalimat-kalimat yang kasar agar lebih mengena ke audience tersebut. Dari contoh konten-konten yang di atas, saat ini sudah tidak bisa lagi membuat konten yang seenaknya atau menghujat dan mengina orang lain karena sekarang udah peraturan yang diatur oleh UU ITE, sehingga alangkah baiknya jika kita ingin membuat suatu konten, harus membuat konten yang bermanfaat atau yang mendidik serta mengajak kearah kebaikan dari pada hanya menyebarkan hujatan atau hinaan untuk orang lain, agar konten kita bisa dilihat dan share oleh banyak orang karena orang yang sudah melihat konten kita merasa terhibur dan juga merasa bahwa konten kita bermanfaat bagi dirinya, sehingga kita mempunyai viewers banyak.

Pada dasarnya para content creator yang sudah sukses biasanya sering dijadikan panutan atau referensi bagi viewers nya dengan berbagi alasan tertentu, konten kreator dapat dikatakan sukses apabila telah behasil membuat perubahan yang signifikan atau mengubah cara pandang khalayak terutama audience nya , serta jauh dari kata "kontroversi" yang dapat memperburuk citra dari konten kreator tersebut. 

Content creator tersebut juga dapat melakukan berbagai cara mengelola dan mengevaluasi konten yang telah diunggah melalui berbagi macam platform, salah satunya seperti sang konten kreator yang menanyakan dan meminta pendapat audience baik secara langsung maupun melalui kolom komentar, serta menjawab komentar-komentar yang masuk sebagai sarana dalam pembentukan citra positif di masyarakat. Atau bisa juga diadakan sesi tanya jawab kepada audience melalui sebuah fitur siaran langsung ataupun mode pertanyaan tanya jawab yang terdapat dalam berbagai macam platform media sosial. 

Pengalam penulis dalam mengelola dan mengevaluasi konten yang sudah diunggah maupun belum diunggah melalui media tertulis biasanya diwali dengan riset terlebih dahulu terhadap tren populer yang tengah di perbincangkan oleh khalayak  melalui berbagai macam media sosial seperti facebook, twiteer, instagram, tiktok, sebelum menulis artikel yang belum beredar secara luas di media massa lainya. 

Sebelum membuat artikel, penulis juga harus melakukan observasi melalui berbagai macam wawancara yang pernah dilakukan sebelumnya, baik berupa wawancara melalui audio maupun melaui audio visual. Setelah merangkum dari berbagai sumber yang sudah diangap relevan oleh penulis, penulis juga menambah tulisanya dengan pendapat meraka sendiri dan juga pendapat dari beragam sudut pandang, baik sudut pandang positif maupun sudut pandang negatif. Riset ini dilakukan penulis agar tulisan yang dipublish tidak hanya sekedar tulisan berupa karangan pribadi penulis, melainkan real/nyata adanya berdasarkan data pendukung dari berbagi sumber yang telah ada sebelumnya, agar tidak dianggap hoax oleh pembacanya. 

Salah satu kekurangan dari penulis artikel yang dilakukan penulis dalah kurangnya konsistensi dalam mempublish artikel, yang mana memiliki selang waktu yang cukup lama bahkan tidak ada artikel baru yang dipublish ketika ada berita baru yang bertebaran diberbagai media sosial maupun surat kabar lainnya. Penulis menyadari bahawa ketidak konsistennya yang dilakukan dapat menurunkan perhatian dari khalayak sehingga dapat mengurangi minat pembacanya. Penulis juga jarang mengevaluasi konten yang telah dipublish, sehingga penulis terlihat lalai terhadap kesalahan pengetikan, tanggapan dari audience, serta melupakan dampak yang ditimbulkan dari tulisan tersebut. 

Terakhir, penulis terlalu menyeleksi konten artikel yang telah dibuatnya dikarenakan bahaya yang ditimbulkan ketika penulis memublish tulisan tersebut, misalnya dapat memicu pertikaian dari pembacanya, makanya saran untuk seorang penlis, jka hendak ingin mempublish karya tulisanya tersebut kedalam web maupun platform lainya, terlebih dahulu mengoreksi tulisan yang kita buat dulu, karena jangan sampai tulisan yang telah kita upload terjadi kesalahan yang kita tak inginkan, seperti misalnya typo ataupun kesalahan yang lainnya, makanya kita harus benar-benar hati-hati dan teliti untuk menulis suatu artikel yang akan kita publish. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun