 Kurangnya pemahaman tentang PLTS di masyarakat, ini berpengaruh terhadap kelancaran transisi energi khususnya pemanfaatan energi surya atau PLTS. kita bisa lihat dari bahan diskusi masyarakat setempat, jika kita sudah mendengar masyarakat membahas tentang PLTS di warung kopi atau warung kelontongan berarti pemahaman atau informasi mengenai PLTS itu sudah sampai kepada masyarakat luas.
 Hasil survei yang di lakukan  diketaui bahwa di Jabodetabek itu ada 1% rumah tangga yang memiliki perekonomian diatas rata-rata yang berminat untuk di pasangkan PLTS Atap dengan pembayaran cash atau tidak perlu melakukan pinjaman angsuran kepada vendor dan sekitar 11-12% masyarakat yang dapat memasang PLTS Atap ini dengan melakukan pembayaran kredit.
 Bukan hanya dapat menghemat pemakaian listrik rumahan dan menjualnya ke PLN tetapi PLTS juga sebagai langkah nyata dalam keterlibatan dalam transisi energi dari fosil menuju energi baru terbarukan. bumi saat ini banyak mengalami masalah salah satunya krisis iklim yang diakibatkan berbagai macam penyebab, salah satunya kebergantungan terhadap energi fosil.
 PLTS sendiri memiliki beberapa macam tipe, salah satunya PLTS Atap atau PV rooftop. kurangnya pemanfaatan PLTS di indonesia berpengaruh terhadap harganya yang saat ini masih terbilang mahal, tetapi dalam perkembangannya jika kita melihat ke tahun-tahun sebelumnya.Â
 Harga PLTS cenderung mengalami penurunan. di karenakan banyaknya masyarakat yang mulai sadar untuk merawat bumi dan menjadi garda terdepan dalam transisi energi. Yang membuat produksi modul meningkat dikarenakan efisiensi antara komponen dan pemesan seimbang.Â
 Kita ambil contoh merek hp nokia yang pernah menguasai pasar hp dunia, cenderung harganya relatif mahal. tetapi perkembangan waktu tingginya peminat pasar dan bermunculannya merek baru membuat harganya mengalami penurunan karena produksinya dan pasokan bahannya meningkat.
 PLTS saat ini berada di fase itu, market pasar yang cenderung lebih kecil yang mengakibatkan harganya relatih masih agak mahal. berbeda dengan cina yang mampu melihat perkembangan pasar yang saat ini menjadi surga produk PV atau PLTS. Diamana yang membuat harganya cenderung lebih murah karena komponen itu sendiri di pakai juga untuk membuat beragam peralatan elektronik. saat ini cina menguasai pasar produksi kurang lebih 70%, berbeda dengan indonesia yang saat ini hanya mampu sebagai pasar itupun peminatnya masih kurang.
 PLTS memiliki 2 jenis yaitu Off-grid sistem yang tidak terhubung dengan jaringan listrik PLN, pada umumnya menggunakan komponen baterai supaya tetap dapat menyuplai listrik dimalam hari, (atau saat tidak ada matahari). namun beberapa pengaplikasian dapat juga dipasang tanpa menggunakan batrei, seperti solar water pump, dengan konsekuensi hanya dapat dipakai saat ada matahari. contoh; pengaplikasian sitem terpusat, komunal (biasanya untuk listrik pedesaat). dan sistem terbatas, solar home sistem(SHS-ntuk disetip rumh), solar water pump (pompa air untuk umum), solar public lighting (penerangan jalan umum), dll.
 PLTS On-grid sistem yang terhubung dengan jaringan distribusi telah disuplai oleh pembangkit listrik lainnya (misalnya jaringan PLN). tidak menggunakan baterai, konsekuensinya tidak dapat beroperasi dimalam hari atau ketika tidak ada sinar matahari atau ketika tidak terkoneksi dengan jaringan PLN. contoh prngaplikasiannya; sistem terpusat, PLTS skala komersial oleh pengembang yang dijual ke PLN (~IPP-Independen Power Producer). sistem terbatas yaitu PLTS Atap.
Adapun komponen PLTS Atap yaitu;
Panel surya; rangkaian modul surya fotovotaik yang mengubah radiasi sinar matahari menjadi tenaga listrik. tenaga listrik yang dihasilkn berbentuk tegangan DC.
