Mohon tunggu...
Bimo Rafandha
Bimo Rafandha Mohon Tunggu... Programmer, Blogger - Blogger. Storyteller.

Pemintal kata di www.bimorafandha.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada "Scam" Terselubung di Tiongkok

10 Mei 2018   18:43 Diperbarui: 10 Mei 2018   19:11 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, karena memenangkan lomba sebuah brand, saya berkesempatan untuk mengunjungi Shanghai, sebuah kota megapolitan yang terletak di Republik Tiongkok. Ini adalah perjalanan kedua saya ke luar negeri setelah sebelumnya berbekal tiket murah, saya mengunjungi Malaysia tahun lalu.

Mulanya, saya merasa pengalaman yang saya dapatkan akan sama seperti tahun lalu mengunjungi Malaysia, namun ternyata saya salah. Banyak kejadian 'ajaib' yang membuat saya sampai geleng-geleng kepala.

Dimulai saat hari pertama di kota ini, setelah mengunjungi kota tua Zhijiajiao, rombongan kami yang berjumlah 6 orang diajak ke tempat yang berbeda dari itenerary yang sudah diberikan. Dengan iming-iming 'rendam kaki hangat' gratis, akhirnya kami menuruti saja apa yang ketua tur kami bilang.

Setelah kurang lebih satu jam dari Zhujiajiao, akhirnya kami tiba di sebuah bangunan yang antik. Di aula tempat kami berdiri, banyak sekali patung-patung dan sejarah-sejarah obat-obatan Tiongkok yang tertempel di dinding-dindingnya.. Ketua tur kami pun mengatakan bahwa di tempat ini, akan ada obat-obatan khas Tiongkok yang tersaji. Kami bebas untuk membeli atau tidak.

Setelah itu, seorang pemandu yang lumayan fasih bahasa Inggris mulai mengantar kami mengelilingi bangunan ini. Ia menjelaskan banyak hal termasuk sejarah obat-obatan Tiongkok serta perbedaannya dengan pengobatan modern. Banyak alat-alat pengobatan kuno yang terpampang sepanjang perjalanan.

dokpri
dokpri
Hingga kami dipersilakan masuk ke dalam sebuah ruangan putih dengan tempat duduk yang berjajar dua-dua. Tak butuh waktu lama, kami pun duduk lalu disuguhi minuman hangat. Tak lama, rombongan pria-pria kemudian masuk dan mempersilakan kami membuka alas kaki. Satu ember dengan air kecoklatan yang entah apa sudah tersaji di depan kami.

Mereka pun menyuruh kami untuk merendam kaki.Sembari menikmati rendaman kaki di cuaca 9 derajat celcius, seorang wanita dengan jubah putih menuju ke depan kami. Ia lalu menghidupkan layar proyektor di depan kemudian dengan bahasa Inggris yang kurang jelas, beliau mulai menjelaskan kegunaan-kegunaan obat-obat Tiongkok. Dalam hati, saya sudah merasa ada yang tidak beres.

Lalu ia mulai menunjuk beberapa orang rombongan kami dan melihat telapak tangannya. Dengan nada serius, ia langsung memberikan diagnosis-diagnosis penyakit yang tidak masuk akal. Beberapa dibilang 'mandul', ada yang sakit liver, konstipasi, bahkan sekarat.

Dan bisa ditebak, ujung-ujungnya mereka menyuruh membeli produk mereka. Beberapa dari kami langsung menolak dan ingin pergi, tapi mereka tampak keukeh memaksa. Hampir satu jam kami ditahan di dalam ruangan tersebut hingga akhirnya satu di antara kami bersedia membeli dengan harga seratus dolar. Bayangkan seratus dolar!

Dengan wajah yang sedikit kesal karena waktu yang terbuang percuma, akhirnya kami kembali ke dalam kendaraan kami. Kami pun protes dengan ketua tur kami mengapa kami diajak ke tempat seperti ini padahal masih banyak tempat lain di dalam jadwal yang harus kami kunjungi. Ketua tur kami bilang bahwa ini adalah jadwal 'wajib' bagi para penyelenggara jasa perjalanan turis. Bukan hanya turis asing namun juga dari belahan Tiongkok lainnya. Dan tempat-tempat ini sudah mendapat lisensi dari pemerintah Tiongkok langsung!

Waw!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun