Menulis membuatku merasakan hal-hal yang tak dapat kurasakan di dunia nyata. Menulis itu membangun rumah, dengan pondasi gagasan, material kata-kata dan atap khasanah.
Â
Menjawab puisi tentang pagi. Dan lampu
yang ragu ketika pagi menyapamu. Sendu
lambai tanganmu
Pada awan kelabu
sisa
hujan
di ujung waktu
Lambai tanganmu mencumbu. Rindu
kembali bertumpu di palung biru. Pesonamu
memikatku
mengikatku
kembali. Lagi. Selalu.
Rahadi Oesman, Ketapang, 13 Oktober 2016