Mohon tunggu...
Rafael DavidSantoso
Rafael DavidSantoso Mohon Tunggu... Penulis - Siswa SMA Kolese Loyola

MAGIS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pantaskah Simpanse Dijadikan Objek Penelitian?

25 Agustus 2019   11:40 Diperbarui: 25 Agustus 2019   12:20 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa kabar sahabat biologi ? Di kesempatan kali ini saya akan mengulas tentang sebuah tema yang pasti kita semua tau dan pernah dengar, yaitu HIV. Namun pada artikel ini, saya akan lebih berpusat pada pembahasan tentang pantaskah penggunaan hewan khususnya simpanse untuk dijadikan obyek dalam percobaan untuk pengembangan obat bagi virus HIV dan tentunya bagi kelangsungan hidup manusia.

Virus HIV dapat dikategorikan sebagai virus yang sangat merugikan. Sampai detik ini, belum ada yang bisa membuat obat untuk menyembuhkan seseorang dari virus HIV. Banyak sekali nyawa yang hilang disebabkan oleh virus ini.

Virus ini dapat menyebar luas akibat kebiasaan buruk yang dimiliki manusia. Dan untuk mengatasinya, diperlukan sebuah penelitian secara terus menerus untuk menemukan obat yang manjur dari virus ini. Percobaan dalam penelitian ini tentunya memakan waktu yang lama dan perlu dilakukan secara terus menerus.

Di dalam setiap percobaan dalam penelitian pastinya membutuhkan suatu objek. Objek tersebut biasanya merupakan seekor hewan. Saat ini, kita akan membahas apakah hewan simpanse cocok atau pantas digunakan sebagai objek dalam percobaan di suatu penelitian. Yuk, kita bahas tentang hal tersebut bersama sama.

Mari kita mulai dari definisi animal testing dahulu. Animal testing adalah kegiatan penggunaan hewan sebagai objek percobaan di sebuah penelitian, yang berarti hewan berperan sebagai korban penderita untuk dapat menemukan pengembangan obat, obat baru, atau semacamnya. Walau sebenarnya, animal testing merupakan sebuah pemaksaan kepada hewan untuk mengikuti berbagai tes yang dapat berakibat hewan menderita, dan tidak menutup kemungkinan bisa berakibat kematian.

Selanjutnya kita bahas tentang hewan yang biasa dipakai. Jenis hewan yang biasa dipakai untuk percobaan adalah golongan rodensia seperti tikus dan sejenisnya, beberapa hewan karnivora, dan primata. Dalam kasus pengobatan HIV/AIDS, para peneliti lebih memilih primata sebagai hewan percobaan dibandingkan dengan tikus atau karnivora. Nah kasus kita kali ini adalah pantaskah penggunaan simpanse sebagai objek percobaan.

Dari yang saya lansir melalui website liputan6.com, banyak muncul larangan penggunaan simpanse sebagai objek percobaan di Amerika Serikat, yang adalah negara industri besar terakhir yang masih menggunakan simpanse sebagai objek percobaan mereka, hingga beredar adanya pengajuan Rancangan Undang Undang atau RUU tentang pelarangan penggunaan hewan simpanse untuk dijadikan objek penelitian.

Para ilmuwan di berbagai negara pun mulai berhenti untuk mengadakan eksperimen menggunakan hewan simpanse sebagai objek penelitian, diakibatkan oleh karena kera cerdas itu jadi terlihat menderita setelah melalui berbagai percobaan dalam penelitian. Selain itu, disebabkan juga karena semakin langka nya hewan simpanse yang ada di dunia ini.

Hingga detik ini, sudah banyak pihak yang setuju dan bersedia untuk memberi dana dalam Perlindungan Kera Besar dan penghematan biaya, yang nantinya diduga akan mengakhiri penggunaan  hewan simpanse sebagai objek di dalam penelitian.

Menurut saya, jika usaha usaha untuk menghentikan penggunaan simpanse sebagai  objek di dalam penelitian itu bisa terlaksana dengan baik, maka akan Jika usaha penghentian penggunaan hewan simpanse sebagai objek ini dapat berhasil, maka kelestarian hewan simpanse akan terus terjaga. Selain itu, simpanse akan tergolong jauh dari kata punah karena mereka dapat hidup bebas tanpa terbebani depresi atau tekanan dari manusia yang memiliki rasa ingin tau yang tinggi yang suka memakai hewan simpanse sebagai objek percobaan.

Beberapa kelompok dunia pun sudah melaksanakan gerakan menghentikan penggunaan simpanse sebagai objek penelitian ini, contohnya negara-negara Uni Eropa yang sudah melarang untuk menggunakan hewan sebagai objek penelitian khususnya simpanse, gorila, dan orangutan dan telah ditentukannya batasan-batasan dalam menggunakan primata lain, setelah tindakan yang serupa terjadi di Jepang, Australia dan negara-negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun