Mohon tunggu...
Rafael Kiano
Rafael Kiano Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - .

Sedang berusaha untuk berkontribusi ke masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Empati: Kunci Kebahagiaan?

19 Juli 2022   15:38 Diperbarui: 19 Juli 2022   15:41 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Definisi empati bagiku ialah kemampuan diri untuk memahami perasaan dan keinginan orang lain tanpa perlu memberi tahu. 

Kemampuan berempati yang baik merupakan salah satu kunci untuk kehidupan bermasyarakat yang ideal. Karena, setiap orang dapat saling mengerti dan memahami dalam dimensi perasaan tanpa harus mengutarakan.

Baru baru ini aku memiliki pengalaman tentang empati. Beberapa hari yang lalu, aku pergi keluar kota bersama keluarga untuk menginap di suatu pondok di daerah Kintamani, Bali. 

Di tempat tersebut ada sebuah taman yang lumayan kecil dan memiliki view langsung ke arah Gunung Batur. Saat aku dan ayahku duduk disana menikmati pemandangan, kami mendengar suara pasangan tamu lain yang sudah berdandan rapi di belakang kami yang menurutku ingin berfoto disini. 

Namun, karena mereka melihat ada orang di taman itu akhirnya mereka berfoto di spot yang lain. Setelah aku menyadari keinginan mereka, aku langsung mengajak ayahku untuk kembali ke pondok agar pasangan tersebut dapat foto disini. 

Saat kami berjalan kembali, pasangan tersebut langsung menuju ke taman itu dan kami saling tersenyum dan bertegur sapa.

Itulah salah satu contoh pengalamanku mengenai empati. Empati adalah salah satu kunci terbentuknya hubungan interpersonal yang baik dan sehat. Hubungan dengan orang lain merupakan termasuk faktor utama untuk mencapai kebahagiaan. 

Bahkan, ada penelitian yang menyebutkan bahwa social connections memberi pengaruh hingga 70% kepada kebahagiaan. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa empati akan menghasilkan kebahagiaan. Karena, empati akan menghasilkan hubungan sosial yang baik dan huubungan yang baik akan memberikan kebahagiaan. 

Empati juga merupakan salah satu pemicu terbesar dari suatu aksi atau tindakan kebaikan. Misalkan donasi, kita berdonasi karena membayangkan jika kita dari orang yang "kekurangan" tersebut, kita pasti akan sangat senang dan berterimakasih jika ada yang berdonasi kepada kita. 

Filsuf Yunani, Aristoteles, mengatakan bahwa bahagia bukan hanya sekedar merasa senang, tapi juga melakukan kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun