Mohon tunggu...
Rafael Kiano
Rafael Kiano Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - .

Sedang berusaha untuk berkontribusi ke masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Makin Dewasa Setelah Sweet Seventeen

9 Mei 2022   07:41 Diperbarui: 9 Mei 2022   07:53 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5 Mei kemarin merupakan tanggal ulang tahunku. Alhamdulillah, aku sweet seventeen di tahun ini. Tepat jam 00.00, aku diberi suprise oleh kedua orang tuaku, yang membawa kue beserta lilinnya, dan disertai iringan nyanyian selamat ulang tahun. 

Itu membuatku kaget dan bahagia, karena mereka bisa dibilang jarang membuat suprise di ulang tahun ku yang sebelum-sebelumnya. Namun, ada 1 hal yang membuatku cukup sedih di waktu yang bersamaan...

Aku adalah pribadi yang introvert. Aku jarang menghabiskan waktu bersama teman-temanku akhir akhir ini dan cenderung lebih nyaman sendiri. Terlebih lagi di masa pandemi. Aku terbiasa sendiri, tapi aku jarang merasa kesepian. 

Biasanya aku tidak mengambil pusing atas itu, namun saat ulang tahun ada yang mengganjal di hati dan pikiranku tentang itu.

Biasanya, saat aku membuka instagram dan ada temanku yang berulang tahun (khususnya ekstrovert), mereka banyak mendapatkan ucapan selamat ulang tahun melalui stories Instagram hingga titik-titik (banyak).

 Sedangkan, aku tidak mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dengan sebanyak dan semeriah mereka. "Apakah aku setidak penting itu di mata teman-temanku?". "Apakah aku tidak dapat sesenang mereka yang mendapat banyak ucapan dan selamat?".Aku mulai overthinking akan kondisi kehidupan sosial dan pertemananku.

Malam harinya, saat aku sedang di halte untuk menunggu bis setelah pergi "healing" bersama kedua orang tuaku, tiba tiba aku semacam mendapat jawaban dari hati nuraniku atas pertanyaan tadi. 

Jawaban itu ialah bahwa mulai sekarang dengan usia yang dapat dibilang dewasa, keinginan yang seharusnya bukan lagi "mengapa orang lain tidak membuatku senang di momen yang seharusnya menjadi hari bahagiaku?, melainkan menjadi "bagaimana caranya agar aku bisa membuat orang lain senang di hari bahagiaku?. 

Persoalannya bukan lagi "mendapatkan dari orang lain" tapi berevolusi menjadi "memberi kepada orang lain. Setelah aku mendapat jawaban itu dan merenungkannya selama beberapa menit, aku mulai merasa tercerahkan.

Memang, malam sebelumnya yaitu tanggal 4 mei. Ibuku bertanya kepada ku, "Besok mau makan-makan apa, bebas kan lagi sweet seventeen?. Lalu, aku menjawab dengan spontan dan tanpa pikir panjang "Gausah ma, kita sedekah aja ke orang lain". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun