Mohon tunggu...
Rad
Rad Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance writer.

The most honest thing writer said is what they wrote.

Selanjutnya

Tutup

Film

"Theory of Love", Film adalah Refleksi Kehidupan

15 Oktober 2019   12:43 Diperbarui: 15 Oktober 2019   12:45 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Sampai pada akhirnya Two memergoki Third tengah menangisi foto-fotonya dengan Khai. Dan dari sanalah perasaan Third mulai diperjuangkan. Two memberi banyak bentuk dukungan, bantuan dan hiburan bagi Third yang sering dilukai. Dan di lain pihak, Bone juga mempetanyakan kemungkinan Third memiliki perasaan pada Khai.

Kerumitan pengungkapan perasaan pun dimulai, menemui banyak sekali hambatan dan lika-liku yang mesti dihadapi Third. Third masih terlalu takut memberi kepercayaan pada Khai, takut harapannya akan dijatuhkan, takut hatinya kembali disakiti. Semua ketakutan yang bahkan masih dikalahkan dengan rasa cintanya.

Selain kisah cinta Third yang mencintai sahabat brengseknya, Theory of Love juga menghadirkan kisah cinta lain untuk Two dan Bone. Keduanya juga memiliki banyak perjuangan untuk merasakan cinta dalam kehidupan mereka masing-masing. Namun yang paling kentara adalah kisah cinta Bone dengan salah satu perempuan cantik pengunjung cafe. Lewat sikap dewasa dan tenangnya, Bone berhasil memberi kesempatan orang lain untuk bahagia tanpa perlu mengambil bagian untuk bahagia bersama.

Sedangkan untuk Two, memiliki pembangunan cerita cintanya yang sedikit kurang proporsional. Kita akan dibawa pada sebuah pertanyaan apakah Two mencintai teman masa SMA-nya, Lynn atau malah mencintai kakak kelasnya, Aun.

Rahasia soal perasaan Two yang sebenarnya mendapat porsi yang tidak seimbang dibandingkan dengan pencarian kebenaran soal rasa ketertarikannya.

Dan pada episode terakhir, semua jawaban yang telah membuat penonton bertanya-tanya barulah diungkapkan. Sebuah konklusi yang sepertinya terlalu dipaksakan untuk tokoh Two.

Sebuah apresiasi yang luar biasa harus dipersembahkan kepada penulis naskah Theory of Love, sentuhan apik tangannya telah melahirkan alur yang indah untuk mendeskripsikan sebuah refleksi kehidupan dan cinta melalui selingan berupa film-film. Lewat kecintaan para tokohnya pada film-film dunia, Theory of Love berhasil menjadi salah satu series klasik yang perlu diperhitungkan.

Sutradara yang mengatur pengambilan gambar juga patut diapresiasi, dengan beberapa adegan yang mungkin akan selalu diingat oleh penikmatnya. Serta penata gaya yang telah membuat sosok Third menjadi tokoh playboy berpenampilan stylish yang cukup menarik perhatian saya khususnya.

Selain itu pendalaman karakter dari para aktor dan aktrisnya juga patut diapresiasi. Kemampuan acting luar biasa Gun Atthapan sebagai tokoh yang disakiti mampu tersalurkan dengan baik lewat air mata dan matanya yang berkaca-kaca. Kesedihan di wajah Gun mampu dirasakan oleh penonton, seolah penonton ikut merasakan penderitaannya.

Pembangunan karakter Third juga menjadi salah satu favorit saya, sebab Third tidak keras kepala untuk segera memerdekakan hatinya demi his crush for 3 years, Khai--saat ia mulai memberikan respons baik. Third masih berpikiran tentang masa depannya, kemungkinan ia disakiti lagi dan kepercayaannya pada Khai yang sering dipersalahgunakan. 

Lewat pembangunan karakter Third, saya berharap penonton mampu mengambil sebuah pembelajaran saat memiliki orang yang disukai. Bukan berarti hanya karena ia mencintaimu balik, kamu bisa segera memerdekan cintamu tanpa perlu mempertimbangkan banyak hal. Selain itu, series  Theory of Love pantas disebut sebagai definisi terbaik dari, persahabatan, perjuangan, cinta, mimpi dan kepercayaan. 

PENILAIAN

Storyline : 9.0
Cast : 9.0
Scenes : 8.9
Backsound : 8.9
Ending : 8.7
Rewatch value : 9.0
Total : 8.9

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun