Mohon tunggu...
Radityo Ardi
Radityo Ardi Mohon Tunggu... Lainnya - Cuma manusia biasa, banyak salahnya. Gimana donk?

Lewat 7 tahun lebih tinggal di Singapura. Banyak pelajaran, masih banyak juga yang harus dipelajari dari negeri yang disebut titik merah di peta oleh Habibie. Blog lainnya di https://mas-rdz.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tenzin Gyatso dan Sahabat-sahabatnya

25 Juni 2012   18:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:32 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah mendengar nama Tenzin Gyatso? Pernahkah juga mendengar nama Lhamo Dondrub? Kedua nama ini orangnya sama, hanya saja penamaan yang berbeda. Tenzin Gyatso adalah nama religius dari Dalai Lama ke-14, dengan nama panjangnya Jetsun Jamphel Ngawang Lobsang Yeshe Tenzin Gyatso. Aku tertarik menulis tentang Dalai Lama, karena dia figur yang sangat-sangat moderat, sangat menyukai keberagaman, beliau orang yang peaceful, sangat religius, tetapi bukan religius yang sempit dan menutup diri. Setelah tahu bagaimana kisah hidupnya sejak lahir hingga sekarang ini, bagaimana dia terpilih menjadi Dalai Lama, aku jadi teringat akan serial Avatar: The Last Airbender - The Legend of Aang, yang sekarang sedang diputar sekuelnya The Legend of Korra di US.

[caption id="attachment_190649" align="aligncenter" width="300" caption="Dalai Lama and Heinrich Harrer"][/caption]

Kisah hidupnya sejak kecil, hingga remaja sebenarnya sudah dituangkan di dalam buku dan diangkat ke film dengan judul yang sama, "Seven Years in Tibet". Film kisah nyata yang dibintangi Brad Pitt ini mengisahkan tentang perjalanan Heinrich Harrer, petualang dan pendaki gunung yang "tersesat" di Tibet dan akhirnya mampu membangkitkan semangat hidupnya karena kejatuh-cintaannya dia terhadap Tibet, setelah hancur hidupnya luluh lantak karena diceraikan istrinya. Heinrich Harrer adalah orang Austria yang ketika perang dunia "dipaksa" memenuhi ambisinya untuk mendaki Himalaya atas nama Nazi Jerman. Ketika itu Austria berada dibawah jajahan Nazi. Jatuh bangun di Himalaya, akhirnya tertangkap pasukan Inggris di perbatasan India, melarikan diri, awalnya ingin berjalan ke arah China dan terus maju hingga pantai, kemudian rencana berubah untuk tinggal di Tibet. Ingin memulai hidup baru, mencari pasangan di Tibet, justru membuatnya lekat dengan Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke 14. Mereka bertukar pikiran, Tenzin Gyatso ingin diajarkan tentang dunia luar oleh Harrer, karena ketika itu Tibet memang tertutup dan benar-benar tak boleh dikunjungi orang asing. Jika sampai iya, mereka tak segan-segan mengusirnya, atau bahkan jika terlanjur masuk, kabarnya tak ada yang pernah pulang ke kampungnya. Harrer juga ingin diajarkan mengenai kesalehan dan kerendahhatian orang Tibet. Kabarnya, kisah persahabatan ini juga tetap terjaga ketika Harrer sudah tua, dan Dalai Lama ke-14 tetap ingat dengan Harrer meski sudah tua.

Kisah ketika terpilih menjadi Dalai Lama juga cukup menarik. Bryan Konietzko dan Dante Dimartino tertarik untuk "copy-paste" proses ini ke dalam serialnya Avatar: The Last Airbender. Di Avatar: The Last Airbender dikisahkan, untuk "mendeteksi" bahwa sang anak ini adalah titisan dari Avatar sebelumnya, diberikan mainan-mainan milik Avatar terdahulu. Kalau anak ini memilih mainan dari Avatar terdahulu, yaitu 4 elemen Air Udara Tanah dan Api, maka anak ini adalah Avatar berikutnya. Sama halnya dengan proses terpilihnya Dalai Lama, orang Tibet percaya bahwa Dalai Lama yang sekarang adalah reinkarnasi Dalai Lama sebelumnya, dimana masing-masing Dalai Lama dipercaya sebagai titisan Buddha Avalokitesvara atau yang disebut Buddha kasih sayang, Buddha of Compassion. Sekelompok orang dikerahkan untuk mencari reinkarnasi dari Dalai Lama sebelumnya, dimana anak ini ketika itu masih dua tahun. Di antara pertanda lain, salah satu yang cukup kentara adalah, ketika itu mayat Dalai Lama ke-13 menoleh ke tenggara, ketika suatu saat tiba-tiba menoleh ke arah timur laut secara  misterius, yang mengartikan bahwa penerusnya ada di arah sana. Setelah pencarian intensif, akhirnya ditemukan 1 anak, dan kepadanya dihadiahkan mainan-mainan, diantaranya mainan dari Dalai Lama terdahulu. Secara mengejutkan, anak tsb berhasil memilih mainan yang dari Dalai Lama terdahulu, dan merasa bahwa itu miliknya.

[caption id="attachment_190651" align="aligncenter" width="300" caption="Dalai Lama"]

13406498781979908466
13406498781979908466
[/caption]

Anyway, itulah sedikit kisah hidupnya hingga remaja. Sekarang? Dalai Lama memiliki akun Google+ (dan aku masukkan ke circle). Dalai Lama yang sekarang, aku lihat pribadi yang mau keluar dan membuka diri, dimana beliau sudah berkunjung ke mana saja termasuk belahan dunia di Eropa, berdialog dengan tokoh Islam, tokoh Nasrani, tokoh Yahudi. Ya, namanya reinkarnasi dari Bhoddisatva Avalokitesvara, Buddha kasih sayang, dan berbagai kiprahnya di dunia yang telah meluluh lantakkan banyak hati, beliau dianugerahi Nobel Perdamaian.

[caption id="attachment_190650" align="aligncenter" width="300" caption="Dalai Lama"]

1340649276221165215
1340649276221165215
[/caption]

Dan, salah satu quotenya (aku kutip dari Google+ beliau), "Every morning when I wake up, I dedicate myself to helping others to find peace of mind. Then, when I meet people, I think of them as long term friends; I don't regard others as strangers.". Sebegitu seringnya kita memperlakukan sesama kita seperti orang asing, adakah diantara Anda yang berani mempraktekkan? Pernahkah kita berpikir, sebegitu religiusnya kita hingga harus membenci rekan kita hanya karena berbeda agama? Pernahkah kita berpikir, sebegitu sibuknya kita hingga lupa membantu saudara kita yang kesusahan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun