Mohon tunggu...
Raditya Pratama
Raditya Pratama Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Biologi Undip

selamat datang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cemas Akibat Lock Down, Mahasiswa Undip Kembangkan Konsep Ketahanan Pangan dengan Budikdamber Aquaponik

8 Agustus 2020   16:14 Diperbarui: 8 Agustus 2020   16:05 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi kepada warga mengenai pembuatan Budikdamber Aquaponik. Dokumentasi pribadi.

Kudus (Senin, 3 Agustus 2020) - Tema KKN Undip tahun ini salah satunya mengusung konsep SDGs (Sustainable Development Goals). Konsep ini sangat cocok untuk untuk mengembangkan potensi yang ada di desa masing-masing dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Salah satu hal yang perlu dikembangkan di Desa Barongan, Kabupaten Kudus ialah konsep ketahanan pangan.

Pengembangan dari konsep ini agar terwujudnya ketersediaan pangan yang memadai bagi seluruh warga baik berupa budidaya pertanian maupun peternakan. Lokasi Desa Barongan terletak di pusat kota dimana lahannya sangat terbatas dan kurang memadai, membuat sulitnya mengembangkan budidaya seperti iniOleh karena itu, dibutuhkan konsep budidaya alternatif sebagai solusi yang dapat diterapkan di semua kondisi lingkungan terutama pada lahan yang sempit. Kondisi pandemi C. ovid-19 ini juga mendorong saya untuk menciptakan suatu konsep ketahanan pangan secara mandiri yang mudah dan praktis sehingga dapat dilakukan oleh semua masyarakat.

Budidaya berbasis pangan seperti ini dapat menghasilkan produk yang bergizi, higienis, lebih menyehatkan untuk dikonsumsi, serta dapat menjaga kesehatan tubuh kita selama masa pandemi.  Selain itu, dapat berguna untuk membantu masyarakat agar tidak ketergantungan dalam membeli bahan pangan selama masa lock down.

Budidaya Ikan Dalam Ember (BUDIKDAMBER) sistem Aquaponik dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Konsep ini dapat menciptakan ketahanan pangan yang mampu diterapkan di semua kondisi lingkungan,  Sistem aquaponik merupakan kombinasi antara akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (tanaman) dalam suatu lingkungan yang saling bergantung.

Menurut Setijaningsih (2015) budidaya sistem akuaponik pada prinsipnya menghemat penggunaan lahan dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan hara dari sisa pakan dan metabolisme ikan. Sistem ini merupakan budidaya ikan yang ramah lingkungan. Kelebihan dari sistem ini dapat menghasilkan 2 produk sekaligus yaitu tumbuhan dan hewan, hasilnya pun lebih higienis karena tidak menggunakan bahan kimia seperti pupuk kimia, pestisida, dan lain sebagainya.  Akuaponik memanfaatkan limbah atau  kotoran ikan sebagai pupuk bagi tanaman, pertumbuhan tanaman menjadi alami dan hasil panen akuaponik terjamin bebas dari unsur kimia.

Proses pembuatannya sangat mudah, murah, dan sederhana. Kelebihan lain, yakni dari segi pemeliharaan lebih hemat air dibandingkan degan budidaya tanaman konvensional seperti pada umumnya. Penambahan air hanya dilakukan sekitar seminggu sekali hingga ketinggian air yang telah ditentukan, sedangkan sistem perikanan konvensional harus mengganti atau mengisi kolam berulang kali agar ikan tidak keracunan dari limbah ikan itu sendiri. (Suspendi, 2015)

Kegiatan sosialisasi pada Senin 3 Agustus 2020 bertempat di rumah Bapak Pajio diadakan program pelatihan oleh Raditya Pratama salah satu anggota Tim II KKN UNDIP 2020 mengenai pembuatan budikdamber aquaponik kepada bapak-bapak warga Desa Barongan RT 3 RW 1, Kec Kota, Kab Kudus.

Pada saat pelatihan berlangsung, kami tetap menghimbau warga untuk menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga jarak antar warga.  Kegiatan diawali dengan menjelaskan pengertian daripada sistem Aquaponik, manfaat dalam mengembangkan sistem tersebut, alat dan bahan yang digunakan, langkah-langkah pembuatan disertai dengan pelatihan kepada anggota yang hadir, serta cara pemeliharaan budidaya dalam jangka panjang. Warga yang hadir mengaku senang dengan kegiatan pelatihan ini, hal ini dibuktikan dengan antusiasme warga saat proses pelatihan, dan diskusi tanya jawab yang aktif.

"Saya sangat tertarik untuk mengembangkan konsep budidaya ini karena kondisi di rumah saya lahannya sempit dan tidak memiliki media tanah. Peralatan yang digunakan dalam budidaya sangat sederhana, harganya terjangkau dan pemeliharaannya tidak ribet. Saya juga sangat berterimakasih kepada adek-adek mahasiswa KKN Undip yang telah memberi pengetahuan yang bermanfaat untuk kami", ujar Alfiyan (35 tahun) salah seorang warga RT 3 yang hadir.

Kegiatan selanjutnya yaitu membagikan bibit tanaman kangkung kepada setiap warga yang hadir dan diakhiri dengan sesi foto bersama. Dengan berakhirnya kegiatan ini, saya selaku mahasiswa KKN berharap budidaya ini dapat diterapkan oleh setiap warga di rumah masing-masing secara mandiri sehingga ketersediaan bahan pangan tetap terjaga selama masa lock down ini. Saya juga berharap supaya warga dapat mengembangkannya lebih lanjut dalam jangka panjang dan skala yang lebih besar, sehingga menjadi usaha berbasis pangan yang bernilai ekonomis tinggi guna memajukan Desa Barongan.

Sumber :

Setijaningsih, L dan C. Umar. 2015. Pengaruh Lama Retensi Air Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Pada Budidaya Sistem Akuaponik dengan Tanaman Kangkung. Berita Biologi, Jurnal Ilmu-ilmu Hayati. ISSN 0126-1754 636/AU3/P2MI-LIPI/07/2015 Volume 14 Nomor 35.

Supendi, M. R. Maulana dan S. Fajar. 2015. Teknik Budidaya Yumina-Bumina sistem Aliran Atas di Bak Terpal. Bul. Tek. Lit. Akuakultur Vol. 13 No. 1 Tahun 2015: 5-9.

Penulis : Raditya Pratama, 24020117130089, Fakultas Sains dan Matematika

Editor : Shary Charlotte, SIP., MA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun