Mohon tunggu...
Raditya Laksamana Permana
Raditya Laksamana Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Antropologi di Universitas Airlangga

Mahasiswa S1 Antropologi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Keputusan Naiknya Harga BBM Pertamax serta Kebijakan Baru Pengguna BBM Pertalite

4 Juli 2022   22:37 Diperbarui: 4 Juli 2022   23:28 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: cnbcindonesia.com

Bahan bakar Minyak (BBM) dengan jenis pertamax telah ramai diperbincangkan banyak masyarakat. Banyak respon yang muncul terkait permasalahan ini. Kenaikan harga pertamax beberapa waktu lalu ini dianggap agak memberatkan para masyarakat. Sehingga tidak sedikit para masyarakat yang terpaksa mengganti bahan bakar kendaraan mereka menjadi pertalite.

Harga bahan bakar minyak jenis Ron 92 atau pertamax yang awalnya berada di kisaran Rp.9.000 per liternya, kemudian naik menjadi hampir Rp.12.500 hingga Rp.13.000 per liternya di seluruh SPBU Indonesia per tanggal 1 April 2022. 

Namun, berdasarkan perhitungan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga keekonomiannya seharusnya dapat mencapai sekitar Rp.16.000 per liter, yang mana masih lebih rendah Rp.3.000 dari keekonomiannya yang sekarang ditetapkan di seluruh SPBU. Keputusan ini resmi dikeluarkan oleh pihak PT Pertamina yang berlaku sejak bulan April 2022 silam. 

Keputusan ini juga sempat disampaikan oleh menteri BUMN, Erick Tohir. Beliau menyampaikan bahwa memang bahan bakar jenis pertamax tersebut berstatus BBM non subsidi, sehingga akan terus naik harganya seiring dengan pergerakan harga minyak di seluruh dunia.

Selain itu, kenaikan harga pertamax ini juga disebabkan beratnya beban yang ditanggung oleh perusahaan yang harus menangani selisih harga antara harga pasar dan harga jual pertamax, sedangkan bahan bakar ini bukan termasuk produk dari BBM bersubsidi. Pihak dari PT Pertamina juga menyampaikan bahwa kenaikan harga ini adalah pertama kalinya semenjak 3 tahun lalu.

Namun dari pandangan masyarakat, adanya kenaikan pada harga bahan bakar minyak jenis pertamax ini dinilai cukup memberatkan bagi banyak masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswa dan pekerja ojek online. Banyak dari mereka yang terpaksa beralih dari bahan bakar pertamax menjadi pertalite karena harganya yang dinilai cukup merogoh kocek kantong mahasiswa yang terkenal cukup hemat dalam hidup sehari-hari mereka.

Sedangkan beberapa golongan masyarakat lain seperti para pekerja kantoran tersebut menilai bahwa kenaikan harga BBM jenis pertamax ini masih wajar, karena kualitas yang diberikan juga tergolong berpengaruh cukup baik terhadap mesin kendaraan mereka. 

Penyesuaian harga yang diberikan juga cukup selektif dengan hanya memberlakukan untuk BBM non-subsidi yang memiliki konsumen sekitar 17 persen dan menurut pemerintah harga baru yang dikeluarkan ini cukup terjangkau untuk masyarakat mampu. 

Tetapi di sisi lain, terutama bagi kaum para mahasiswa yang bisa dibilang hidup jauh dari orang tua dan harus merantau sendiri ke kota lain, terlebih untuk biaya makan dan pengeluaran lainnya yang masih banyak, tentunya mereka juga mau tidak mau harus berhemat. 

Tidak hanya itu, pekerja ojek online pun mengeluhkan hal yang sama, karena pendapatan mereka yang mungkin tidak stabil setiap harinya dan membuat mereka berpikir 2 kali ketika akan membeli bahan bakar pertamax tersebut ditengah kondisi perekonomian mereka yang sedikit demi sedikit pulih akibat imbas dari pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun