Mohon tunggu...
Yudha Radityadana
Yudha Radityadana Mohon Tunggu... Freelancer - Keperawatan

Saya merupakan Mahasiswa aktif program Ekstensi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia tahun 2019

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Perawat adalah Profesi yang Bermoral, Beretika, Mulia, dan Independen Juga Patut Dihargai

21 Desember 2019   07:06 Diperbarui: 21 Desember 2019   08:56 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yudha Radityadana Ekstensi FIK UI 2019

Beberapa waktu yang lalu di media internet sempat terdengar berita bahwa terdapat chat WA yang diduga mengatakan bahwa "Perawat sama seperti pembantu". Peristiwa ini terjadi di Tidore provinsi Maluku Utara, namun hal ini akhirnya dapat diselesaikan dengan damai antara dua belah pihak dengan baik.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Michelle dkk yang mengatakan bahwa perlakuan kekerasan yang dialami oleh perawat IGD dilakukan bukan hanya oleh pasien juga dilakukan oleh keluarga pasien dan dokter. Beragam perlakuan keras dan verbal didapat oleh perawat. Responden penelitian mengatakan hal ini terjadi karena ketidakpuasan berupa pasien merasa tersinggung.

Sedangkan kekerasan yang dilakukan oleh dokter kepada perawat karena adanya penjelasan yang kurang, prosedur yang perawat lambat dan kesibukan berlebih. Hal tersebut terjadi karena persepsi masyarakat yang mengatakan perawat adalah pembantu dokter jadi bisa seenak-enaknya marah-marah ungkap Hanif Fadillah ketua PPNI. Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk  mengangkat masalah ini.

Perawat merupakan sebuah profesi yang memiliki etik dan moral. Perawat sangat menjunjung tinggi nilai-nilai serta prinsip etika dan moral. Etik dan moral merupakan hal yang sangat fundamental yang diaplikasikan dalam bentuk caring, setiap perawat pasti menjunjung tinggi hal tersebut karena sebelum perawat turun kelapangan kami selalu disumpah atas nama Tuhan untuk hal itu. Jika sudah disumpah perawat tidak akan melanggar sumpahnya dan menerapkan prinsip tersebut dalam bekerja. 

Seorang perawat selalu menemani klien yang dia rawat selama 24 jam penuh tanpa terputus sama sekali. Bahkan klien dalam keadaan sehat, sakit hingga menjelang ajalnya. Ketika sehat baik klien ataupun keluarga selalu meminta saran atau berbagi pengalaman, pandangan dan perasaan dengan perawat.

Tentu saja hal yang pasti perawat lakukan adalah mendengarkan dengan aktif apa yang disampaikan dan memberikan jawaban yang tepat. Kondisi yang paling hebat adalah ketika klien sudah dalam kondisi sekarat perawat selalu berada disampingnya hingga klien berpulang kepada Sang Maha Kuasa. Semua hal itu selalu dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab, empati serta keihlasan yang luar biasa. Prinsip caring-lah yang membuat seorang perawat seperti itu.

Setiap klien yang membutuhkan pertolongan selalu perawat kaji secara holistik dari aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Komponen-komponen tersebut selalu dikaji dengan penuh, karena hal tersebut jelas berikatan satu dengan lainnya dan tak terpisahkan. Dari komponen itulah perawat bisa menegakan masalah yang dialami oleh klien.

Tentunya masalah tersebut akan diintervensi berdasarkan evidence based dan tidak berdasarkan instruksi dari pihak mananpun. Dalam bekerja yang ada hanyalah istilah kolaborasi antar tim kesehatan lainnya yang bersifat setara dan demi tercapainya kesembuhan klien.

Saat ini masyarakat Indonesia masih belum mengetahui siapakah itu perawat? Apa dia pembantu dokter? Apakah dia (perawat) selalu disuruh-suruh oleh dokter? Tentu saja tidak saudaraku. Kami perawat adalah sebuah profesi yang mempunyai body of knowledge, mempunyai sebuah badan organisasi profesi dan tentu saja UU Keperawatan. Kami berbeda dengan profesi dokter. Kami memiliki (caring) dan dokter adalah (curing). Dua hal ini sangatlah berbeda.

Prinsip dan framework caring merupakan landasan kami dalam bekerja. Kami berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari kebutuhan akan bernapas, cairan, nutrisi, rasa aman dan nyaman, rasa cinta dan sebagianya. Perawat selalu memenuhi kebutuhan tersebut dan tidak hanya kebutuhan itu saja tapi kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual selalu perawat penuhi.

Karena kami melihat manusia sebagai manusia yang unik dan holistic yang artinya utuh dalam setiap komponennya (biologis, psikologis, sosial dan spiritualnya) tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dan juga setiap kebutuhannya antar klien yang satu dengan yang lainnya sungguh sangat berbeda.

Namun sayang sekali saat ini masih banyak pandangan masyarakat yang masih memandang profesi ini dengan sebelah mata. Tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut terjadi karena perawat sendiri terkadang kurang percaya diri dengan profesinya sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningsih tahun 2009 menjelaskan bahwa ketidakpuasan responden terhadap citra peran dan fungsi perawat dikarenakan sifat peran perawat yang dinilai tidak paham dan tidak pasti dikarenakan uraian tugas dan kualifikasi yang perlu diperjelas.

Jika perawat memahami dan melaksanakan sesuai dengan standar dan filosofinya pasti hasilnya akan baik. Masih didalam penelitiannya persepsi masyarakat terkait perawat dari aspek citra pelayanan, citra perilaku, citra peran dan fungsi dan pelayanan keperawatan mendapatkan respon yang positif.

Masihkan persepsi Anda dalam memandang perawat adalah seseorang yang tidak bisa apa-apa dan paling rendah? Padahal perawat merupakan sebuah profesi yang mandiri yang bisa menyembuhkan kliennya dengan konsepnya sendiri dan tidak dimiliki oleh profesi apapun. Kami selalu menjadi orang terdekat klien kami.

Kami selalu percaya dan berkomitmen bahwa kesembuhan bukan hanya dari bilogisnya saja, tapi yang paling terpenting adalah apa yang ada dalam diri klien kami itulah penyembuh sesungguhnya. Lihatlah dengan bijak dan baik saudaraku, bahwa perawat merupakan profesi yang mulia, juga sangat menitik beratkan etika dan moral dalam bertindak. Intervensi terhadap masalah yang klien alami selalu diselesaikan dengan evidence based (berbasis bukti ilmiah) dan tidak ada instruksi dari pihak manapun.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun