Mohon tunggu...
Dailinar Utomo
Dailinar Utomo Mohon Tunggu... Human Resources - pemerhati pikiran

berpendapat dengan niat yang baik

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pemimpin & High Performance Culture

8 Desember 2021   16:36 Diperbarui: 8 Desember 2021   16:38 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin sebagian pemimpin sampai saat ini masih berpikir bagaimana cara memiliki anggota tim yang memiliki budaya kerja berkinerja tinggi. Tim yang memiliki komitmen mengejar target tanpa mengandalkan kepatuhan.

Kita mulai dengan pertanyaan pertama, sudahkan tim yang anda pimpin mengerti tentang visi dan kondisi aktual perusahaan diantara kompetitor lain? karena terkadang kita menganggap informasi tersebut hanya boleh di konsumsi oleh manajemen. Untuk non manajemen kita sering mendengar kalimat 'udah tidak usah ngurusi urusan manajemen, kalian (non manajemen) kerja aja yang baik'.

Kalau kebiasaan tersebut masih dilakukan, maka bagaimana anda bisa berharap tim anda bekerja lebih keras? jangan-jangan alasan mereka tidak bekerja keras selama ini, karena belum mengetahui urgensi kenapa harus bekerja keras, kalo kerja dengan cara biasa saja sudah cukup.

Pertanyaan kedua, seberapa sering anda mendorong kondisi 'tidak nyaman' pada anggota tim? 'Tidak nyaman' disini tentu tidak bermakna negatif. Kita sering menggunakanan analogi 'kita berada di kapal yang sama', analogi tersebut sering dimaknai dengan rendahnya resiko setiap anggota tim untuk bertanggung jawab apabila kapal tidak mencapai target waktu bersandar pada tempat yang ditentukan.

Sekali waktu pemimpin perlu memberikan anggota tim 'perahu'nya masing-masing, tentukan arah kemana harus berlayar dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesana, lalu ceritakan bahwa kalau mereka terlambat bersandar maka resiko menghadapi badai dan kapal pasti tenggelam.

Cara seperti itu perlahan akan melatih anggota tim untuk untuk bergerak dari yang biasa saja hingga menjadi luar biasa. Dari yang bergantung dan minim kontribusi, menjadi anggota tim yang mandiri dan berusaha untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan yang dimiliki.

Pada prinsipnya untuk menciptakan budaya berkinerja tinggi, pemimpin harus menyampaikan urgensi atas perlunya anggota tim berkinerja tinggi. Begitu anggota tim memahami bahwa budaya kerja seperti itu penting, maka keinginan untuk bergerak dari zona nyaman semakin besar.

Pemimpin hebat adalah mampu memberikan pemahaman tentang visi yang diinginkan perusahaan, menceritakan cara dan akibat-akibatnya. Anggota tim yang tidak dipimpin dengan baik akan lebih sering tersesat, karena ini menyangkut kejelasan perjalanan perusahaan. Dan sekali lagi itu tugas seorang pemimpin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun