Mohon tunggu...
Ryanda Adiguna
Ryanda Adiguna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pernah jadi: - Paskibraka. - Pertukaran Pemuda. - Duta Wisata. - Penerima Beasiswa. - Pengajar Muda. "Menulislah, agar orang di masa yang akan datang tahu kalau kau pernah hidup di masa lalu"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sentuhan Menghasilkan Rangsangan | Kelas Inspirasi Bima

12 September 2015   01:19 Diperbarui: 12 September 2015   01:19 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Copyright by Rika Amelia Black"][/caption]

Ada sebuah usaha yang bertujuan agar orang-orang yang jauh atau bahkan tidak pernah sama sekali, menjadi bersentuhan dengan dunia pendidikan. Yaitu dengan memberikan pengalaman menjadi guru selama 1 hari. Pengalaman yang diberikan adalah kesempatan berdiri di depan anak-anak SD, menghadapi bagaimana riuh dan serunya suasana di dalam kelas. Tugasnya bukan mengajarkan baca, tulis, hitung kepada mereka karena itu adalah peran guru di sekolah. Tugasnya adalah menceritakan kegiatan sehari-hari yang mereka lakukan, namanya Kelas Inspirasi.

Tujuannya sederhana, memberi inspirasi kepada anak-anak di bangku SD bahwa pendidikan itu penting. Yang memberi inspirasi adalah mereka yang telah melalui bangku sekolah dan sudah merasakan manfaatnya bersekolah. Si pemberi dan si penerima inspirasi sama-sama untung, win win solution. Ini tujuan awal.

Harapan jangka panjangnya adalah, kelak si anak-anak SD jadi tetap bersemangat untuk sekolah karena terinspirasi mendengar cerita dari inspirator. Harapan untuk inspirator adalah memunculkan rasa simpati dan empati terhadap peran guru di depan kelas dalam mendidik anak-anak. Ternyata mendidik itu sulit dan melelahkan. Terima kasih Bapak Ibu Guru.

Kelas Inspirasi Bima

Saat itu saya bersama beberapa orang teman sedang berada di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Kesempatan menjadi Pengajar Muda Indonesia Mengajar, mengantarkan kami menuju Tanah Bima, Dana Mbojo. Kemudian berkelana lah kami bertemu dengan banyak orang-orang hebat dan peduli pendidikan. Ide tentang sentuhan itu kami coba bawa dan jalankan di Bima karena sebuah keyakinan, sekali ide ini berjalan, akan terus berjalan dan mungkin berkembang menjadi ide-ide lain yang muara utamanya adalah kepedulian terhadap pendidikan.

Sayangnya kami hanya 1 tahun di sana dan tragisnya ide ini bersifat kerelawanan. Tidak dibayar dan semua yang terlibat harus sukarela. Bahkan terkadang harus keluarkan biaya pribadi, minimal untuk ongkos, ngopi-ngopi, makan, dan kebutuhan pribadi lain-lain. Ini bagian terberatnya, meyakinkan agar orang mau menjadi sukarelawan.

Beberapa orang terkumpul, beberapa ditemui, beberapa hilang jejak. Begitu seterusnya sehingga bertemu dengan orang-orang yang datang dan tidak pergi. Ide ini awalnya direncanakan pada bulan April, kemudian berganti Mei, dan akhirnya terselenggara di hari Senin tanggal 1 Juni 2015, bertepatan dengan hari anak sedunia dan hari lahirnya pancasila. Didukung oleh panitia sekitar 10 orang, inspirator 30 orang, dan fotografer+videografer 10 orang.

Sebagian besar berdomisili di Bima, beberpa ada yang dari luar Bima, bahkan ada yang dari luar Pulau Sumbawa dan NTB (Bima ada di Pulau Sumbawa dan Provinsi NTB). Beberapa dari mereka tidak saling kenal mengenal tetapi setelah acara menjadi saling kenal dan setelah setuhan ini siap menghasilkan rangsangan baru.

Sentuhan menghasilkan rangsangan

Terima kasih untuk mereka yang datang dan tidak pergi. Terima kasih untuk mereka yang percaya bahwa tidak semua hal harus diukur dengan materi. Terima kasih untuk mereka yang telah ikut ambil bagian bersentuhan dengan dunia pendidikan. Dengan tidak menyebutkan nama, terima kasih untuk beberapa orang yang perannya lebih banyak dibanding yang lain dalam mewujudkan ide ini, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dengan usaha lebih yang teman-teman lakukan, karena Dia tak pernah ingkar janji bukan? :).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun