Belakangan ini ramai diperbincangkan mengenai pencalonan anak dari Presiden Jokowi yaitu Gibran Rakabuming Raka sebagai calon walikota Solo.  Tentu kita mengetahui jalan politik dari bapak Jokowi berawal dari walikota Solo kemudian naik-naik sampai ketingkat perpolitikan nasional, keberhasilan dari proses politik Jokowi bukan di latarbelakangi oleh keluarga yang memiliki kekuatan politik dari awal, sehingga dapat dikatakan tidak ada privilige yang mengantarkan kesuksesan politiknya.Â
Pada awalnya Jokowi muncul sebagai tokoh politik yang berasal dari kalangan sipil atau mungkin bisa disebut sebagai "rakyat biasa", figur yang melekat pada jokowi ini menarik perhatian masyarakat Indonesia yang sebelumnya memiliki presiden dengan latar belakang militer.Â
Penokohan Jokowi ini semakin berkembang ketika dikatakan cukup sukses dalam masa dua kali kepemimpinannya di Kota Solo. Popularitas Jokowi pun kian meroket ketika mencoba peruntungannya dalam konstelasi politik DKI Jakarta, berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama melawan calon petahana Fauzi Bowo yang dimenangkan melalui 2 putaran.Â
Sekitar 2 tahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi pun mencoba kembali peruntungannya dalam pilpres 2014, saat itu figur Jokowi masih sangat terbilang baru dalam konstelasi perpolitikan tingkat nasional, namun Jokowi mampu menarik simpati masyarakat dengan penokohannya sebagai pemimpin yang berasal dari rakyat dan mengabdi untuk rakyat.Â
Keberuntungan ternyata berpihak pada Jokowi, dia berhasil mengalahkan penantangnya Prabowo yang telah mengalami pasang surut perpolitikan nasional lebih dahulu, keberhasilan ini pun diulangi lagi dalam Pilpres 2019 dengan penantang yang sama juga.Â
Saya rasa karir politik seseorang bukan sesuatu yang bisa di copy begitu saja, melihat kronologi dari perjuangan politik Jokowi yang dapat dikatakan cukup unik, akankah putranya mampu mengikuti jalan bapaknya.Â
Kita mengenal Gibran Rakabuming Raka sebagai pengusaha katering yang cukup terkenal di Kota Solo, selain dari segi pekerjaannya, Gibran pun tidak punya basic pendidikan politik maupun tercatat pernah menjadi anggota kader sebuah partai. Bahkan diawal karir politik ayahnya, Gibran menunjukkan gelagat tidak tertarik memasuki dunia perpolitikan.
"Saya itu tidak pernah berpolitik dan tidak menjadi tim sukses," katanya, saat mengisi kuliah umum mahasiswa baru di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Senin (3/9).
Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/182308-gibran-tak-tertarik-masuk-politik-maupun-timsesÂ
Namun seiring berjalannya waktu, Gibran mulai tertarik dengan dunia politik, mungkin kita menjadi bertanya-tanya, alasan apa yang membuat seorang Gibran yang sebelumnya tidak berminat dalam dunia politik menjadi menaruh minat yang cukup serius dengan langsung mencoba peruntungannya dalam pemilihan walikota Solo.Â
Menurut Gibran dengan keikutsertaannya dalam politik, dia mampu membantu hajat hidup orang lebih banyak daripada hanya menjadi seorang pengusaha.Â