Mohon tunggu...
Radhiya Tara
Radhiya Tara Mohon Tunggu... Lainnya - Hiraeth

Allah knows what is best, just believe it.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resensi "Sang Pangeran dan Janissary Terakhir" Karya Salim A. Fillah

15 Juni 2021   11:00 Diperbarui: 15 Juni 2021   11:10 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang Pangeran dan Janissary Terakhir. Sebuah buku fiksi sejarah, karya Salim A. Fillah

---

Satu kata dariku untuk buku ini; menakjubkan.

Dalam waktu dua hari, akhirnya buku ini selesai juga. Kali ini benar-benar selesai, sungguh selesai. Buku yang luar biasa, masyaAllah.

Benar, cara penulis menyajikan cerita sejarah yang sebenarnya cukup sulit dinikmati karena cenderung "membosankan" bagi sebagian orang, membuat buku ini teramat berbeda. Meski buku Sang Pangeran dan Janissary Terakhir ini merupakan buku fiksi sejarah karya pertama Salim A. Fillah, tapi tetap luar biasa.

Sejujurnya, aku termasuk suka membaca buku tentang sejarah, tapi membaca buku ini seolah tak hanya memberikan pemahaman tentang sejarah, bahkan lebih dari itu.

Sang Pangeran, Sultan Abdul Hamid Diponegoro sungguh sosok dengan jiwa raga yang mengagumkan. Beliau mengajarkan banyak hal, menginspirasi segala hal, memberikan seluruh pemahaman. Semangat juang dan jihad, keberanian, kejujuran, persahabatan, rasa percaya, kasih sayang, cinta, pengorbanan.. ah, tentunya masih banyak lagi.

Tokoh favoritku dalam buku ini adalah, Nurkandam dan Basah Katib. Dua orang Basah dari negeri Ngerum itu tak kalah mengagumkan.

Dan salah satu kalimat favoritku dalam buku ini;

"Tempat yang paling berbahaya adalah tempat yang paling aman. Hal yang paling mudah ditebak, justru yang paling sering diremehkan." Sahut Katib Pasha sambil tersenyum dan menyendekapkan tangan. (Sang Pangeran dan Janissary Terakhir, hal. 224)

".. Keresahan adalah tanda bahwa kita bersalah meskipun seluruh dunia mengatakan tak mengapa. Maka ternyata, maksiat bukan hanya soal melanggar atau bukan tidak melanggar syari'at, Basahku." Kalimat Diponegoro. (Sang Pangeran dan Janissary Terakhir, hal. 444)

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun