Mohon tunggu...
Raden Wahono
Raden Wahono Mohon Tunggu... Arsitek - Graphic Designer

i am designer and event organizer

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pentingkah Kita Memahami 4 Pilar Kebangsaan?

18 Oktober 2012   07:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:42 3278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat ini, ketika kita bicara Nasionalisme, mungkin saja sebagian orang akan bilang “ ah omong kosong tuh… “ tetapi saya masih percaya bahwa, masih ada orang yang penasaran dan ingin belajar banyak tentang Nasionalisme.

Sebagaimana judul diatas, mempelajari dan memahami tentang 4 PILAR KEBANGSAAN yang terdiri dari ; Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Tentu akan sangat mudah pada saat ini, tinggal baca buku atau searching di internet, semua materi sudah bisa kita dapatkan. Persoalan-nya adalah bukan pada bagaimana kita belajar dan menghafalkan 4 PILAR KEBANGSAAN saja, akan tetapi lebih dalam lagi adalah mengapa kita harus mempelajari dan memahaminya ?

Ada beberapa poin yang menurut hemat penulis perlu kita sebar luaskan agar semakin banyak orang memahami arti penting 4 PILAR KEBANGSAAN.

01.   Acaman Disintegrasi Bangsa yang setiap saat menghantui Bangsa ( Siklus 60 Tahunan )

02.   Ancaman The Great Depression World Sesi 3 ( Siklus 60 Tahunan )

03.   Ancaman sekaligus Peluang Pasar Bebas Asean ( AFTA )

04.   Ancaman seklaigus Peluang Pasar Bebas Dunia

Acaman Disintegrasi Bangsa yang setiap saat menghantui Bangsa ( siklus 60 tahunan )

Sejarah telah mencatat mengenai siklus 60 tahunan bahwa dahulukala ketika kerajaan besar Sriwijaya berkuasa sejak abad 6 hingga 13 M, kurang lebih 700 tahun kejayaan kerajaan Sriwijaya, dengan wilayah kekuasaan hingga ke Negara Kamboja dan Thailand, Pada tahun ke 60 Sriwijaya mulai mengalami pemberontakan kerajaan-kerajaan kecil. Dan harus runtuh pada abad ke 13 Masehi.

Majapahit yang berdiri sejak abad 13 hingga 15 M, sebagai kerajaan terbesar kedua setelah Sriwijaya, kekuasaan-nya hingga masuk sebagain Negara Malaysia, bertahan selama 226 tahun. Pada tahun ke 60 juga mulai terjadi perang Paregreg hingga muncul kerajaan Demak Bintoro.

Bangsa Indonedia, 1945 – 2012. Saat ini memasuki usia yang ke 67. Memasuki usia ke 60 tahun, lahir beberapa gerakan separatis yang mencuat seperti gerakan papua merdeka, aceh merdeka makin kuat, hingga timor-timur harus lepas dari NKRI.

Apa yang sudah kita siapkan untuk menanggulangi siklus 60 tahunan disintegrasi Bangsa ini ?

Ancaman The Great Depression World Sesi 3 ( Siklus 60 Tahunan )

The Great Depression World #1 adalah sebuah peristiwa dimana ekonomi dunia mengalami depresi yang luar biasa. Terjadi Inflasi yang luar biasa yang menyebabkan Nilai mata uang anjlog sedemikian rupa di hampir semua Negara. Dan itu terjadi pada tahun 1930 ketika Bangsa Indonesia belum merdeka.

67 tahun kemudian yakni di tahun 1997, dunia mengalami The Great Depression tahap 2. Dimana 1 USD waktu itu sama dengan Rp. 2.400,- menjadi Rp. 12.000,- dan kini bertahan diangka Rp. 8.000,-. Nilai mata uang turun hingga 500%. Dan bertahan diangka hamper 400%.

Pakar ekonomi dunia sekelas Warren Buffett, Bill Gates memprediksi bahwa The Great Depression Dunia tahap 3 tidak akan lebih dari 30 tahun. Hal ini di sebabkan karena jaman yang terus berubah dan perkembangan technology yang luar biasa. Yang mempengaruhi pola dan system perdagangan dunia dimasa yang akan datang.

Apa yang sudah di siapkan oleh Bangsa kita dalam rangka melindungi rakyat, dan ekonomi dari gempuran The Great Depression Dunia tahap 3 ? Mari merenung bersama.

Ancaman sekaligus Peluang Pasar Bebas Asean ( AFTA ) dan Pasar Bebas Dunia ?

Apa yang sudah kita siapkan dalam rangka menyambut pasar bebas Asean dan juga pasar bebas Dunia ? Regulasi perlindungan ekonomi rakyat mesti segera disiapkan selain kita mesti bisa “ kick balik “ untuk dapat segera ber-ekspansi keluar negeri. Sebab dengan berlakunya pasar bebas Asean dan pasar bebas Dunia, bea cukai barang masuk dari luar negeri ke Indonesia, jelas akan berkurang menjadi 0 – 5% saja. Dan itu artinya bangsa ini akan kebanjiran tidak hanya produk luar negeri saja, tetapi akan kebanjiran SDM luar negeri juga yang akan bersaing dengan ketat dengan SDM Indonesia.

Mampukah kita mengantisipasi ancaman tersebut dan mampukah kita memanfaatkan peluang tersebut ? mari kita sama-sama merenung.

Kembali Pada Ajaran Pendiri Bangsa

Salah satu solusi terbaik terhadap ancaman-ancaman dan juga peluang sebagaimana tersebut diatas adalah kita harus kembali berpegangan dengan ajaran luhur para pendiri bangsa. Waktu itu, Pak Karno pernah bilang bahwa :

01.   Membangun Nasionalisme Tanpa Dilandasi Pembangunan Primordialisme Yang Proporsional Sama Dengan Nihilisme.

02.   Membangun Nasionalisme Tanpa Keadilan Sosial Sama Dengan Nihilisme.

03.   Membangun Keadilan Sosial Tanpa Kecukupan Sandang, Pangan dan Papan Sama Dengan Nihilisme.

Selebihnya silahkan baca disini >>

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun