Mohon tunggu...
Raden M Rizqy
Raden M Rizqy Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah BPJS Kesehatan Sesuai dengan Kebutuhan Bangsa Indonesia?

19 April 2019   20:25 Diperbarui: 19 April 2019   21:15 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bangsa Indonesia.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di bagian bumi Selatan. Negara ini masih muda dan dikatogerikan sebagai negara berkembang berdasarkan kemampuan ekonominya. Namun, negara ini termasuk berani menerapkan jaminan kesehatan nasional beranama BPJS Kesehatan. Pada akhirnya, sistem ini juga dapat disebut gagal karena selain utang yang terus-menerus membengkak, pelayanan kesehatan terhadap pasien juga tidak dapat dipenuhi dengan baik, dan ketidaksejahteraan bagi tenaga medis kesehatan. Hal ini ditambah dengan kebiasaan buruk rakyat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sehingga angka penyakit tidak penular di Indonesia cukup tinggi.

Lalu, apakah sistem ini merupakan sistem yang sesuai dengan kebutuhan negara Indonesia?

Secara konsep, pemerintah ingin menjamin kesehatan yang merata pada seluruh tingkat masyarakat. Penguasa ingin akses kesehatan yang sebelumnya dinilai hanya dapat dijangkau oleh orang-orang kaya, sekarang dapat dinikmati oleh mereka yang tidak punya. Biaya iurannya pun terbagi dalam beberapa kelas yang disesuaikan dengan kelas ekonomi dari tiap rakyat di bumi pertiwi.

Lalu apa masalahnya?

Dalam pelaksanannya, masih banyak penduduk yang membayar iuran hanya saat sakit. Sehingga konsep gotong-royong dalam pembiayaannya menjadi terganggu. Hal ini juga salah satu penyebab semakin membengkaknya utang di BPJS. Selain itu, kebijakan yang menggratiskan seluruh jenis pelayanan kesehatan juga dinilai tidak relevan. Di negara lain seperti CIna, biaya pelayanan yang membutuhkan biaya operasional yang besar tidak dicover seluruhnya oleh sistem jaminan kesehatan nasional tersebut. Selain itu, pembiayaan terhadap tenaga kesehatan juga terbilang sangat kecil dan sering dibayar terlambat oleh pemerintah. Akibatknya, terjadi sistem rantai yang terus-menerus sehingga ke depannya dapat mengakibatkan pelayan kesehatan yang memburuk akibat ketiadaan sumber daya dan juga tenaga medis yang lesu akibat tidak sejahtera?

Apakah ada solusinya?

Berdasaran beberapa sumber yang saya baca, beberapa negara lain memang menggratiskan biaya pelayanan kesehatan karena biaya pajak yang sudah dibayarkan oleh setiap individu terbilang sangat besar. Hal itu mengakiabtkan biaya pelayanan kesehatan yang besar dapat tertutup. Selain itu, Pemerintah RRC juga tidak menggratiskan biaya kesehatan secara menyeluruh. Harapan saya ke depannya, pemerintah dapat meniru pemerintah RRC yang tidak menggratiskan seluruh jenis pelayanan kesehatan ataupun melakukan studi banding ke negara-negara lain sehingga dapat mendapatkan solusi yang tepat dengan kondisi Indonesia.

-R.j.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun