Mohon tunggu...
Erza Aldis
Erza Aldis Mohon Tunggu... Lainnya - Tinta Hitam Si Tuan Omong Kosong. Mencoba Meng-Ada Dalam Ketiadaan

Jalan sunyi tanpa tepi bagi seorang pemimpi Mencoba merajut asa dengan karya Teruslah berkarya hingga Tuhan mengatakan cukup. waktu nya pulang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hilangnya Makhluk Bernama Manusia

26 Januari 2021   18:54 Diperbarui: 27 Januari 2021   03:40 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gemericik air Tuhan mulai membasahi bumi yang kehausan

Rumput-rumput liar kebingungan mencari celah untuk menghirup udara dari bawah timbunan beton-beton penutup tanah 

Benih-benih mati suri menunggu waktu untuk hidup kembali

Bertapa dalam goa di bawah cengkraman cakar pembangunan manusia yang semakin tidak manusiawi dan mengapa kemanusiaan si manusia ini tidak dibangun juga 

Bukan hanya sebatas teori-teori basi penuh bakteri

Yang di goreng setengah matang dan di sajikan selagi hangat di atas piring mewah di atas meja-meja kemunafikan yang ber label kemanusiaan 

Kemebul asapnya semerbak menyengat perut-perut kelaparan mereka yang tersingkirkan oleh peradaban edan

Dibawah rintik hujan aku memandang

Pohon-pohon angkuh peradaban menjulang menantang menggantikan pohon-pohon rindang yang dulu menyokong kehidupan dan meneduhkan

Kakiku rindu akan cumbu dengan tanah yang dulu subur hingga tanah ini di juluki tanah sorga

Dahulu ini adalah tanah sorga tanah para dewa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun