Mohon tunggu...
Raden Puitis
Raden Puitis Mohon Tunggu... Seniman - Blog puisi karya Raden Aji Setiya Makarya

Pemuda berpemikiran gila, penikmat kopi hitam dan rokok kretek yang mengaku sebagai penyair

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Orang Gila 3

12 Maret 2021   08:17 Diperbarui: 12 Maret 2021   08:25 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sajak Orang Gila 3

Karya : Raden Aji Setiya Makarya

Jaman waras Jaman pencitraan
Entah dari kapan jaman waras lahir
Entah dari jaman  purbakala
Entah dari jaman modern saat ini

Yang jelas jaman waras makin berkembang
Membumbung tinggi
Menembus langit ke tujuh
Lebih tinggi dari mentari dan rembulan
Lebih tinggi dari mimpi dan harapan
Barangkali lebih tinggi dari kedudukan Tuhan

Saat ini kita berada di jaman waras
Jaman dimana makin banyak kewarasan
Yang tidak waras
Jaman yang melahirkan idiologi
Mau waras harus bringas,

Jika tak bringas siap siap tewas
Jika tidak bringas maka tidak waras
Jika kau bringas maka kau begitu waras

Jika kau tidak bringas
Dari mana kau dapat beras
Jaman ini, jaman keras
Teriak orang yang waras

Jaman waras adalah jaman pencitraan
Pencitraan adalah cara mengikuti jaman
Melahirkan manusia manusia tak berwajah
Mengais rupiah dengan cara cari muka
 
Cari muka adalah trend di jaman waras
Jaman waras adalah jaman pencitraan
Cari muka jadi waras di jaman pencitraan

Berkembanglah trend pencitraan
Kalian merasa atau tidak
Ternyata masuk di dalam jamanya
Yang membuat kalian begitu warasnya

Jaman waras berkembang
Mengikuti modernisasi dan teknologi
Dari remaja, ibu bapaknya, nenek hingga aki aki
Dari pekerja, pengusaha hingga politisi
Hampir semua mengikuti trend ini
Iya, kalau bukan tren pencitraan apa lagi?

Remaja terbuai bujuk rayu teknologi
Gadged lebih mereka hormati
Dari pada orang tuanya sendiri
Yang merawatnya sedari bayi
Bahkan sejak masih menjadi mani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun