"Menetapkan tujuan boleh saja, asalkan tidak membuat kita kehilangan kesempatan untuk menikmati setiap kelak-kelok yang menarik"
Penamamen satu desa yang terletak di Rote barat daya. Â Pertama kali saya mendengarnya. dan belum masuk dalam bucket list daerah pariwisata Rote Ndao yang akan saya kunjungi.
Sekalipun demikian, saat teman mengajak untuk mengunjungi keluarganya tanpa pikir Panjang saya langsung mengiyakan. Pada dasarnya saya suka mengunjungi tempat baru. Dan kebetulan hari ini adalah off day.
Kami star dari penginapan sekitar pukul 12.30. menurut perkiraan saya, perjalanan kesana hanya sekitar 20an kM. diluar dugaan. Ternyata perjalanan sekitar 60an KM. Melewati 14 desa. Jalannyapun terbilang parah.
Mengingat jauhnya tempat tujuan. Maka tak ada waktu untuk istrahat. Apalagi menikmati perjalanan. Kami benar-benar focus agar cepat sampai dan pulangnnya tidak kemalaman.
Karena ada ultimatung tidak ada istrahat, tidak ada foto-foto, dengan sengaja saya menurunkan kecepatan. Menikmati setiap kelak-kelok perjalanan ke sana. Alhasil saya ketinggalan. kehilangan jejak teman-teman lain yang berjumlah delapan orang.
Tak mengapa. Saya masih bisa andalakan google maps. Opppss....setelah cek handphone, ternyata no signal. That's crasy. Â All is well ucap saya, untuk menguatkan diri.
Saat sampai di persimpangan, saya kebingungan dalam memilih. Tanpa pertimbangan yang matang, saya memilih untuk belok kiri. Dan saya mengambil jalan yang salah.
That's ok kata saya dalam hati. Sayapun berbalik dan mengikuti arah yang benar. Saat saya berbalik, ternyata teman-teman saya sedang menunggu.
Pelajaran pertama, saat dipersimpangan mungkin saja kita bisa salah menentukan arah. Tidak berhenti adalah kuncinya. Berbaliklah untuk menemukan arah yang benar agar dapat mencapai tujuan.
Pelajaran kedua, sebuah team tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian. Mereka rela menunggu, walau harus memperlambat perjalanan. Â