Mohon tunggu...
Ade Asep Syarifuddin
Ade Asep Syarifuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Search Excellent of Life

Saya seorang jurnalist di Pekalongan. Website saya www.radarpekalongan.co.id Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Wartawan, Mbah Roso, dan Pandemik Covid 19

29 Maret 2020   22:22 Diperbarui: 29 Maret 2020   22:39 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wartawan tengah wawancara dengan nara sumber. Sumber pexels.com

Menjadi wartawan harus jujur. Jujur pada siapa? Jujur pada hati nurani. Ketika menulis suatu berita maka dalam berita itu akan tertulis untaian kata. Kata demi kata yang menjadi  kalimat dan menjadi paragraf berisi tentang sebuah berita. 

Konten yang ditulis di dalam berita itulah yang menunjukkan kepribadian wartawan dan keberpihakan wartawan. Apakah wartawan berpihak kepada kebenaran, hati nurani atau wartawan berpihak kepada pihak tertentu dan menyimpang dari kebenaran.

Kok bisa begitu? Ya, sangat bisa. Apalagi dalam kasus-kasus besar yang melibatkan orang penting yang melakukan “kejahatan”. Wartawan bisa aja disuap, diancam atau ditekan. Yang mau disuap ini jenis wartawan yang setuju apabila konten beritanya dibelokkan dari fakta sebenarnya. Wartawan yang diancam atau ditekan adalah wartawan yang enggan untuk diajak kerjasama membelokkan isi berita.

7. Belajar Terus Menerus

Ini syarat menjadi wartawan yang ketujuh, belajar terus menerus. Bagaimana tidak belajar terus menerus, setiap hari isu baru bermunculan silih berganti. Tiga bulan yang lalu Menteri Nadiem Makarim memunculkan program Guru Penggerak Merdeka Belajar. Program apakah itu? Dua bulan kemudian muncul wabah virus Corona? Apakah itu? Negara-negara tertentu memutuskan untk lock down agar penyebaran virus corona tidak terlalu massif. Apakah lock down itu?

Bagi orang awam mendengar istilah di atas mengetahui artinya atau tidak, gak maalah. Tidak ada efek apa-apa. Tapi bagi wartawan, istilah baru, kalau tidak segera difahami, tidak kembuka ensiklopedi atau kamus, maka bisa jadi ketika menulis akan salah. Kalau salah menulis, maka pembaca akan salah juga. Wartawan  ketika salah akan terjadi kesalahan berantai.

Demikian catatan singkat tentang hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menjadi wartawan. Setelah membaca artikel ini apakah masih berminat untuk menjadi wartawan atau malah pikir-pikir kembali. Wartawan jelas beda banget dengan penulis. (*)

*) Penulis GM Radar Pekalongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun