Mohon tunggu...
Seputar Film
Seputar Film Mohon Tunggu... Freelancer - FILMAKER DAN REVIEW FILM

MEMBAHAS SEPUTAR FILM

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Bumi Manusia" Karya Hanung Bramantyo

21 Agustus 2019   10:45 Diperbarui: 21 Agustus 2019   11:40 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.youtube.com/watch?v=2BYJaVz_wpM

Film Bumi Manusia saya beri nilai 10/10


Dizaman kolonial merupakan masa-masa dimana semuanya serba di persulit. Kerangka berpikir dibentuk melalui framing-framing secara subjektif. Pribumi-Belanda dan Nyai adalah bagian-bagian dari semuanya ini. Pertemuan antara Minke (Iqbaal Ramadhan) dan Annelies (Mawar De Jongh) hanyalah bagian awal mula ceritanya saja.

Tapi, logika cinta tak segampang gombalan yang tercipta di film Dilan. Pada zaman itu, Minke dan Annelies harus berbenturan dengan karakter-karakter yang terkurung dalam sudut pandangnya masing masing. Anggapan keluarga Minke, tinggal di tempat seorang Nyai merupakan hal yang sangat menjijikkan.

Pada zaman itu, Nyai dianggap memiliki status sosial hampir sama dengan binatang. Namun sebaiknya, Minke justru mengagumi apa yang dilakukan oleh Nyai Ontosoroh, Ibu dari gadis cantik bernama Annelies. Meskipun sempat ditentang keluarganya, Minke masih sangat percaya akan ada hal-hal baik yang dapat mengubah bagaimana cara seseorang memandang sosok Nyai.

https://www.youtube.com/watch?v=2BYJaVz_wpM
https://www.youtube.com/watch?v=2BYJaVz_wpM

Konflik semakin rumit ketika Nyai harus terus memperjuangkan haknya di ranah kehidupan Feodal. Tak diakui oleh pengadilan sah tentang kepemilikan Annelies sebagai anaknya. 

Dihujat dan dipermalukan di tanahnya sendiri oleh masyrakat. Hal ini sampai merembet kepada kisah cinta Minke dan Annelies.Film yang mengisahkan perjuangan dengan kemasan drama kolosal yang sangat kompleks.

Bumi Manusia adalah kisah perjuangan seorang Pribumi yang menuntut keadilan baginya yang harus di dapatkan, bagi mertuanya dan bagi bangsanya. 

Perjuangan yang akhirnya meruncing menjadi pertentangan antara Hukum Eropa dan Hukum Islam. Hukum Eropa, sebagai sebuah tatanan aturan yang dianggap 'beradab' dan 'modern' ternyata tidak lebih dari sekedar hukum semata yang menjerat dan sangat menyengsarakan.

Berbagai Sudut Pandang

https://www.youtube.com/watch?v=2BYJaVz_wpM
https://www.youtube.com/watch?v=2BYJaVz_wpM

Memang, tidak semua buah pikiran dari penulis novel terdahulu yaitu Pramoedya Ananta Toer divisualisasikan di dalam sebuah filmnya. 

Akan tetapi, Bumi Manusia versi layar lebar cukup baik dalam memaparkan dalam segi cerita. Tidak begitu terburu-buru plus dengan latar belakang masa lalu. Satu hal yang sebenarnya sudah biasa dilakukan Hanung Bramantyo ketika membuat film.

Jadi, jika temen temen bicara soal alur cerita dan plot, film ini terasa baik-baik saja. Hanya saja untuk beberapa bagian film, terasa lambat dan mungkin akan memunculkan rasa bosan dan temen temen secara tidak sadar akan menguap. 

Meskipun cukup baik dalam mengemas sebuah cerita, namun terdapat sudut pandang lain yang bisa dilihat dari film Bumi Manusia. Pemilihan bahasa akan menjadi bagian yang sangat bisa dinikmati di dalam film ini.

Dialog-dialog menggunakan kombinasi antara bahasa Jawa dan Belanda diselingi dengan berbagai dialog-dialog romantis dari mengucapkan tulisan-tulisan Pram menjadi sisi lain dari film ini. Secara tidak sadar, pengaruh Iqbaal Ramadhan sebagai Minke mampu menarik perhatian penonton.

Kali ini ia tak bergaya remaja ala '90-an. Namun seorang anak muda yang hidup di masa lalu. Berjuang melalui pikiran dan bukan lagi dengan rayuan-rayuan gombalnya yang menye menye. Meskipun begitu film ini masih relevan dengan kehidupan di masa kini.

Kharisma Para Pemeran

https://www.youtube.com/watch?v=2BYJaVz_wpM 
https://www.youtube.com/watch?v=2BYJaVz_wpM 

Iqbaal memang memiliki daya tariknya sendiri. Namun,ada satu pemeran lain yang bisa mencuri perhatian. Ia adalah Sha Ine Febriyanti yang berperan sebagai Nyai Ontosoroh.

Ine Febriyanti tampil baik memainkan karakter wanita Jawa yang sangat berada dalam fase-fase sulit didalam hidupnya. Keras, namun terus tetap berjuang demi hak-haknya sebagai seorang manusia khususnya wanita. Ketika kamera mengambil tatapan matanya, penonton sudah bisa langsung merasakan bagaimana karakter ini begitu kuat dan kharismatik dalam menampilkan perannya.

Tak hanya itu, Ine Febriyanti yang berperan sebagai Nyai Ontosoroh juga berhasil merebut simpati dari penonton dengan rumitnya latar permasalahan yang di hadapi

Setting Desain Dikemas Dengan Baik.

https://www.youtube.com/watch?v=2BYJaVz_wpM 
https://www.youtube.com/watch?v=2BYJaVz_wpM 

Hanung Bramantyo memang sebagai sutradara patut diacungi jempol jika mengerahkan energinya untuk membuat sebuah karya film dengan mengambil latar belakang sejarah. 

Salah satunya adalah bagaimana kemampuan ia dalam memvisualisasikan pikirannya pada tim produksi untuk menghasilkan set desain yang dikemas dengan baik.

Budaya, tempat, alat transportasi hingga hal detil seperti gestur tubuh menjadi pelengkap set desain yang sudah disiapkan untuk garapan filmnya. 

Suasana kolonial begitu sangat kuat dan terasa di dalam film. Penggunaan warna yang terkesan vintage juga menjadikan film ini menggambarkan bagaimana masa kelamnya kehidupan masa lalu.

Semuanya dikombinasikan dengan gaya sinematografi  sangat baik. Komposisi demi komposisi hingga angle gambar yang dipilih mampu membantu film ini tampil baik. 

Plus, scoring musik yang memang membuat penonton terbawa masuk dalam suasana masa lalu. Berdiri di tengah hiruk-pikuk kekacauan tatanan sosial masyarakat yang kasar dan perihnya mempertahankan sesuatu yang dicintai.

Bumi Manusia memang bukan karya film terbaik Hanung Bramantyo. Namun, dari Bumi Manusia kamu bisa melihat banyak sekali sudut pandang yang baru dalam dunia dan serta dalam sebuah film. 

Iqbaal yang tak lagi di beriCAP sebagai seorang remaja berandalan dengan motornya, atau mendapatkan narasi baru tentang bagaimana perjuangan seseorang untuk mendapatkan hak yang setara dengan manusia lainnya.

Sekian untuk review film Bumi Manusia karya Hanung Bramantyo, Jika kalian punya pendapat lain atau review lain soal film Bumi Manusia silahkan di tulis di kolom komentar bawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun