Mohon tunggu...
Rachmanda Fikri
Rachmanda Fikri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang memiliki minat tinggi dalam dunia bahasa, pendidikan, literatur, olahraga, kebugaran, dan gaya hidup sehat. Aktif berbagi wawasan tentang keseimbangan antara akademik, kesehatan, dan hobi, serta berkomitmen untuk menginspirasi pembaca menuju kehidupan yang lebih bugar dan produktif. Mari berdiskusi dan bertukar pikiran!

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Cinta dalam Fokus: Tantangan dan Harapan Penyandang ADHD dalam Memulai Hubungan Romantis

15 Mei 2025   14:45 Diperbarui: 15 Mei 2025   18:41 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Bagi banyak orang, jatuh cinta dan menjalin hubungan romantis adalah bagian penting dari perjalanan hidup. Namun bagi penyandang Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dunia percintaan sering kali datang dengan tantangan tersendiri. Ketika impulsivitas, kesulitan fokus, dan regulasi emosi menjadi bagian dari kepribadian sehari-hari, memulai dan mempertahankan hubungan romantis bisa menjadi kompleks. Tapi, bukan berarti mustahil.

Artikel ini membahas bagaimana penyandang ADHD dapat memahami dirinya sendiri dalam konteks percintaan, memilih pasangan yang tepat, dan membangun hubungan yang sehat dan penuh makna.

1. Memahami ADHD dalam Konteks Relasi Romantis

ADHD bukan hanya memengaruhi cara seseorang bekerja atau belajar, tapi juga bagaimana mereka mencinta dan berinteraksi. Ciri-ciri seperti:

  • Impulsif: cepat menyukai, cepat juga merasa kecewa.

  • Mudah bosan: membutuhkan stimulasi dan variasi dalam hubungan.

  • Susah fokus: bisa tampak "tidak hadir" dalam percakapan atau momen penting.

  • Emosi intens: mudah marah, tetapi juga sangat sayang dan perhatian.

Ini semua dapat memengaruhi cara penyandang ADHD dalam menjalin hubungan asmara.

2. Tantangan yang Sering Dialami Penyandang ADHD dalam Hubungan


  • Sulit Menjaga Komunikasi yang Konsisten

  • Lupa membalas pesan, atau teralihkan saat berbicara, bisa dianggap sebagai tidak peduli oleh pasangan.

  • Emosi yang Meledak-Ledak

  • Perubahan suasana hati yang tiba-tiba membuat konflik kecil terasa besar.

  • Rasa Bersalah dan Minder

  • Banyak penyandang ADHD merasa "terlalu sulit dicintai" karena sering gagal memenuhi ekspektasi pasangan.

  • Ketergantungan Emosional

  • Karena membutuhkan validasi terus-menerus, beberapa penyandang ADHD bisa bersikap terlalu lengket atau posesif.

3. Memilih Pasangan yang Tepat: Bukan Tentang Sempurna, Tapi Cocok

Memilih kekasih bagi penyandang ADHD bukan soal mencari pasangan yang bisa "menyembuhkan", tetapi seseorang yang:

  • Paham dan mau belajar tentang ADHD

  • Sabar dan komunikatif

  • Mampu memberi ruang sekaligus stabilitas

  • Mendukung pengelolaan ADHD secara sehat (terapi, struktur hidup, dsb.)

Hubungan sehat dimulai bukan dari "mencari pelengkap", tetapi dari saling mengenal dan menerima kekurangan masing-masing.

4. Strategi Membangun Kisah Cinta yang Sehat

  • Mengenal Diri Sendiri Terlebih Dahulu

Self-awareness adalah kunci. Mengetahui bagaimana ADHD memengaruhi emosi dan kebiasaan akan membantu menjelaskan kebutuhan diri kepada pasangan.

  • Berlatih Komunikasi Terbuka

  • Beritahu pasangan tentang batas, kebiasaan, dan cara terbaik berkomunikasi.

  • Buat Struktur dalam Hubungan. Contoh: jadwal kencan yang tetap, rutinitas komunikasi, teknik menyelesaikan konflik.

  • Fokus pada Solusi, Bukan Menyalahkan

  • Konflik pasti ada, tetapi penyandang ADHD perlu belajar mengendalikan impuls dalam diskusi agar tidak menyesal setelahnya.

  • Dukungan Profesional Bila Diperlukan

Terapi pasangan atau konseling pribadi dapat membantu membangun hubungan yang lebih kuat.

5. Harapan: Cinta Tetap Mungkin dan Indah

Meskipun penyandang ADHD menghadapi tantangan tertentu, banyak dari mereka mampu membangun hubungan yang tulus, seru, dan bermakna. Bahkan, kepribadian ADHD yang penuh energi, spontan, dan empatik sering kali menjadi daya tarik tersendiri bagi pasangannya. Yang penting adalah kesadaran, komunikasi, dan kemauan untuk bertumbuh bersama.

Memilih kekasih dan memulai kisah cinta sebagai penyandang ADHD bukanlah hal yang mudah, namun sepenuhnya mungkin. Dengan memahami diri, mencari pasangan yang suportif, dan membangun komunikasi yang jujur dan sehat, hubungan cinta yang tahan lama dan membahagiakan bisa diraih. Seperti orang lain, penyandang ADHD juga pantas mencintai dan dicintai dengan cara mereka sendiri.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun