Pada hari Sabtu, 9 September 2023 kelompok kami melakukan kunjungan ke Museum Wayang yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara No.27 Pinangsia, RT.3/RW.6, Kota Tua, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110.
Ketika kami sampai disana, kami langsung saja membeli tiket masuk ke Museum Wayang. Untuk tarifnya, orang dewasa dikenakan biaya Rp5.000, sedangkan pelajar dikenakan biaya Rp2.000 dengan syarat memperlihatkan kartu pelajar masing-masing. Setelah membeli tiket, kami langsung memasuki Museum Wayang tersebut.Â
Sesuai dengan namanya, Museum ini menyimpan berbagai jenis dan bentuk wayang dari Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain. Wayang-wayang dari luar negeri ada juga di sini, misalnya dari Republik Rakyat Tiongkok dan Kamboja.Â
Hingga kini Museum Wayang mengoleksi lebih dari 4.000 buah wayang, terdiri atas wayang kulit, wayang golek, topeng, wayang beber, gamelan, boneka dan lain-lain.
Museum ini ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang sebelum menjadi Museum yang menarik seperti sekarang ini. Bangunan Museum Wayang awalnya merupakan gereja tua yang  didirikan VOC pada tahun 1640 dengan nama "de oude Hollandsche Kerk" atau Gereja Lama Belanda.Â
Lalu pada tahun 1733 gereja tersebut dipugar dan namanya diubah menjadi "de nieuwe Hollandse Kerk" atau Gereja Baru Belanda yang bertahan terus sampai tahun 1808. Hingga tahun 1808 mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi yang terjadi pada tahun yang sama.
Setelah dibedah, bangunan itu diserahkan kepada Stichting Oud Batavia (Lembaga Batavia Lama) untuk dijadikan museum yang diberi nama "de oude Bataviasche Museum" atau Museum Batavia Lama, yang diresmikan pada 22 Desember 1939 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda terakhir, Jonkheer Mr. Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh Stachouwer, 1939.